Marriage Ecounter
Sejarah Marriage Encounter (ME)
Sejarah ME diawali dan berkembang melewati jalan yang panjang. Seorang Imam muda, Gabriel Calvo, Pr yang bertugas di Spanyol saat itu, menemukan bahwa kesulitan-kesulitan anak-anak remaja yang dibimbingnya ternyata berhubungan erat dengan keadaan orangtua mereka sebagai suami istri. Tahun 1962, Pastor Calvo menyajikan pertemuan sebagai retret akhir minggu untuk pasangan suami istri (pasutri) di Barcelona dan berjalan dengan sukses.
Sejak berdiri dengan resmi pada tahun 1968 di Amerika, pasutri dan imam dari berbagai negara telah menghabiskan waktu dan energi mereka untuk memperkenalkan WeekEnd ME di seluruh dunia.
Di Indonesia ME diperkenalkan pertama kali oleh Suster Patricia dari Gembala Baik kepada Uskup Agung Jakarta Mgr. Leo Soekoto, SJ sepulang Suster Patricia mengikuti WeekEnd ME di Amerika. Tanggal 25 27 Juli 1975 untuk pertama kalinya WeekEnd ME diselenggarakan di Evergreen Tugu Puncak. Tanggal bersejarah itu dicatat sebagai tanda masuknya ME pertama kali di Indonesia.
Apa itu Marriage Encounter?Â
Marriage Encounter atau yang sering disingkat ME adalah sebuah gerakan dari Gereja Katolik Roma untuk pasangan suami istri. Program yang diberikan di akhir minggu ini memungkinkan para pasutri mendapat kesempatan untuk melatih teknik berkomunikasi dengan kasih yang dapat mereka gunakan sampai akhir hayat. Untuk menjadi anggota ME, pasutri harus mengikuti terlebih dahulu WeekEnd ME atau sering disebut WE-ME.Â
Apa itu WeekEnd ME (WE-ME)?
WE-ME adalah suatu pengalaman yang unik yang dirancang bagi suami-istri untuk lebih mengenal satu sama lain melalui komunikasi yang mendalam, berbagai perasaan dan impian mereka melalui suatu teknik yang dapat mereka pergunakan seumur hidup.
Dalam WE-ME, ‘privacy’ suami istri sangat dihormati. Selain itu, peserta diajak dalam suasana yang berbeda dengan kehidupan sehari-hari. Di situ peserta bisa dikenal oleh pasangan yang dicintainya dan dapat mengenal pasangannya sebagai pendamping seumur hidup. Dalam rangkaian program WE-ME tidak diadakan diskusi kelompok, diskusi ini dikhususkan dengan masing-masing pasangan saja.
WE-ME diperuntukkan bagi pasangan suami istri (pasutri) yang telah menikah minimal 3 tahun, dan dapat diikuti oleh semua pasutri, terutama yang beragama Katolik, yang ingin mengadakan evaluasi perkawinan mereka. Selain itu, terbuka juga bagi pasutri kawin campur, artinya yang satu Katolik yang lain bukan Katolik. Bahkan juga bagi mereka yang keduanya tidak Katolik, asal menyadari bahwa acara ini didasarkan atas ajaran Katolik, karena pada akhir kegiatan ditutup dengan misa yang merupakan bagian mutlak dari acara dan wajib diikuti oleh semua peserta.Â
WE-ME ini juga bermanfaat bagi para imam serta biarawan/biarawati yang ingin meneguhkan panggilan-Nya dan meningkatkan relasi mereka dengan sesama teman sekomunitas, dengan pimpinan dan dengan umat keluarga-keluarga yang mereka dampingi. atau
WeekEnd ME dimulai hari Jumat sore sampai Minggu sore selama total +/- 44 jam dan ditutup dengan perayaan Ekaristi.
Yang menjadi ciri khas dari ME dibandingkan dengan retret pasutri yang ada adalah, setelah menyelesaikan WeekEnd ME setiap angkatan tetap saling berhubungan dan menguatkan dalam kegiatan yang dinamakan Kelompok Dialog (KD) yang merupakan kegiatan rutin dari pasutri yang telah menyelesaikan WeekEnd.
Melalui KD para pasutri terus menerus saling memperkaya dan memperkuat relasi serta mendorong untuk bersama-sama terlibat dalam kegiatan gereja, termasuk pastoral keluarga.
Kegiatan ME Paroki Harapan Indah (HI)
Walaupun baru diakui sebagai kategorial di awal tahun 2025, kiprah ME dalam pelayanan di Paroki sudah berlangsung sejak tahun 2015 dengan melakukan kegiatan bersama dengan Seksi Kerasulan Keluarga Paroki HI, antara lain dalam mendampingi kegiatan Hari Ulangtahun Perkawinan (HUP), mengadakan seminar keluarga dengan narasumber Romo Alexander Erwin Santoso, MSF yang kala itu merupakan Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ, seminar keluarga 5 Bahasa Cinta’, mengadakan Membangun Rumah Tangga (MRT), mengadakan Discovery, dan sebagainya.
Sejak tahun 2018 hingga 2023, vakum dalam melakukan pelayanan di Paroki dan baru mulai lagi di tahun 2024 setelah diajak kolaborasi oleh WKRI untuk mengadakan seminar keluarga ‘5 Bahasa Cinta’ dengan terlibat aktif dalam kepanitiaan serta dalam menyediakan nara sumbernya.
Walaupun vakum dalam pelayanan di paroki, di internal ME tetap melakukan Kelompok Dialog (KD) secara rutin, karena seperti tujuan dari KD adalah saling menguatkan relasi dengan pasangan dan juga dengan sesama pejuang relasi di Paroki Harapan Indah.
Bagaimana, Anda tertarik untuk mempererat relasi dengan pasangan? Hubungi kami untuk mendaftarkan diri mengikuti WeekEnd ME…Â
Â