Outing Mandarin Class
Rabu, 21 September 2022
Add Comment
Komunitas Tionghoa Katholik (Komtika) yang berada di gereja Santo Albertus Agung Harapan Indah, Bekasi khususnya Mandarin Class mengadakan kegiatan Outing ke Tangerang. Kegiatan ini diadakan untuk lebih mengenal adat tradisi, tata cara serta kebiasaan masyarakat Tionghoa di Tangerang. Laoshi Rina memilih untuk berkunjung ke Klenteng Boen Tek Bio, Pasar Lama dan Benteng Heritage Tangerang; karena klenteng Boen Tek Bio merupakan klenteng tertua yang merupakan simbol toleransi di tengah Pasar Lama Tangerang, dan juga karena lokasinya berdekatan dengan Benteng Heritage.
Sesuai dengan rencana, kami para murid Mandarin Class sebanyak 20 orang berkumpul pada Minggu, 18 September 2022 jam 09.00 pagi di ruko Bimbel Xing Yun, Harapan Indah. Sampai di Pasar Lama Tangerang sudah waktunya jam makan siang, maka kamipun segera kuliner dan membeli makanan sebagai oleh oleh.
Kedatangan kami disambut oleh ketua klenteng Boen Tek Bio Romo Ruby Santamoko, yang menjelaskan dengan sabar dan diselingi canda gurau sehingga tak terasa waktu sudah menjelang sore. Boen Tek Bio berasal dari bahasa Hokkian yang memiliki arti khusus. Boen berarti intelektual, Tek berarti kebajikan, dan Bio berarti tempat ibadah. Jadi Boen Tek Bio berarti tempat bagi umat manusia untuk menjadi insan yang penuh kebajikan dan intelektual.
Klenteng Ben Tek Bio dibangun pada tahun 1684, dan merupakan bagian terpenting sejarah Tangerang, khususnya sejarah pemukimaan kaum Tionghoa Benteng di Tangerang. Kehadirannya berhubungan erat dengan kedatangan orang orang Tionghoa, yang dikenal dengan sebutan “Cina Benteng “. Bangunan klenteng ini tak tampak tua meski usianya sudah mencapai lebih dari tiga abad. Kesan klasik terlihat pada ornamen klenteng dan atapnya yang melengkung khas bangunan istana China. Klenteng ini berawal dari semangat orang Tionghoa yang melakukan perniagaan di Pasar Lama kota Tangerang. Pada tahun 1844 Masehi, klenteng ini direnovasi besar besaran. Patung Dewa Dewi yang berada di klenteng dititipkan sementara ke Klenteng Boen San Bio. Dan saat selesai renovasi, patung tersebut diarak kembali ke Klenteng Boen Tek Bio, bertepatan di tahun Naga. Tradisi arak arakan inilah yang kemudian selalu berulang setiap 12 tahun sekali di setiap tahun Naga, dikenal dengan istilah “Gotong Toapekong”. Arak arakan ini dikenal juga dengan Kirab Budaya Kota Tangerang, dan nanti akan diadakan kembali di tahun 2024.
Pasar Lama Tangerang lebih merupakan pasar tradisional, pasar tumpah istilah kerennya….yang biasanya selalu ramai terutama di hari libur, Sabtu dan Minggu. Pasar lama memang telah menjadi tempat perdagangan sejak dahulu kala. Segala macam jajanan tersedia…..mulai dari sate B2, Mie komplet B2, Ngo Hiang, Nasi campur, Siomay, hingga Asinan, Laksa Benteng dan Coi Pan.
Setelah ke klenteng, kami menuju ke Museum benteng Heritage. Museum Benteng Heritage, museum Tionghoa pertama di Indonesia yang merupakan bangunan tradisional tertua di kota Tangerang. Kedatangan kami disambut oleh pak Martin sebagai pemandu wisata Benteng Heritage. Di museum ini banyak terdapat barang barang etnik Tionghoa yang menjadi saksi bisu kehidupan masa lalu. Kaum Tionghoa di Tangerang hidup berdampingan dengan orang asli Tangerang selama berabad abad sampai saat ini. Di sinilah cikal bakal kota Tangerang, yang dulunya disebut dengan Kota Benteng. Rumah sebagai Museum Benteng Heritage ini diperkirakan dibangun pada abad ke 17, dan sempat dijadikan markas organisasi perdagangan Tionghoa Tangerang hingga akhirnya dibeli oleh pak Udayana Halim. Pak Udayana Halim adalah warga asli peranakan Tionghoa Tangerang. Beliau lahir dan tumbuh besar di Pasar Lama. Peranakan Tionghoa Tangerang sering disebut sebagai China Benteng, julukan itulah yang menyimpan cerita sejarah kota Tangerang. Dan musium ini merupakan warisan budaya peranakan Tionghoa yang didirikan oleh bapak Udaya Halim.
Acara outing Mandarin Class ditutup dengan makan malam bersama di Kuliner Sedayu City Kelapa Gading, makan Moon Cake dan foto bersama.
Terima kasih Romo Ruby Santamoko atas sambutan dan kesabarannya dalam menceritakan sejarah, tradisi kebudayaan Klenteng.
Terima kasih pak Martin yang sudah menceritakan sejarah, asal usul dan warisan China Benteng.
Terima kasih laoshi Rina, atas inisiatifnya sehingga murid Mandarin Class menjadi lebih mengerti adat tradisi, kebudayaan, tara cara dan sejarah Tionghoa.
Terima kasih pak Bambang yang sabar dalam membimbing teman teman Mandarin Class.
Terima kasih buat teman teman Mandarin Class untuk kebersamaannya di dalam acara Outing ini.
Dan terutama banyak terima kasih kepada Tuhan, sehingga rencana kami ini boleh terlaksana dengan baik dan berjalan lancar.
Penulis : Ibu Arianthy Diana Kusuma & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online]
Paroki Harapan Indah Bekasi
Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Outing Mandarin Class"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah