Rahmat Yang Berkembang
Minggu, 16 Agustus 2020
Add Comment
“Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan” (Luk 1:46)
16 Agustus 2020
HR SPM Diangkat ke Surga
Rahmat
Yang Berkembang
Sempat terbersit di benakku selama dua
bulan terakhir mengecat rumah: “Akankah sia-sia?” Pikiran ini muncul mengingat
penghuni rumah terkesan kuat “tidak peduli” dengan kondisi rumah yang hampir
berusia dua puluh tahun. Hanya diriku yang di lantai dua, sementara yang lain
di bawah. Karena usia dan minim perawatan rumah terkesan sudah tua dengan
tampilan tidak menyenangkan dipandang mata. “Adakah sia-sia” pengecatan
(perawatan) rumah yang kukerjakan setiap hari?
Aku sadar bukan pemilik rumah. Aku
hanya numpang. Pengecatan (perawatan) yang kulakukan terdorong oleh rasa tidak
nyamanku sendiri, sekaligus ... sebagai ucapan terima kasihku terhadap pemilik
rumah yang telah sudi memeliharaku di rumahnya. Aku tidak hanya tinggal di
kamar lantai dua, tetapi sekaligus makan-minum dan menjalani hidup sebagaimana
di rumah sendiri.
Satu hal menarik yang kuperhatikan
adalah bahwa pada akhirnya aku hanya berusaha menciptakan penampilan rumah yang
enak dipandang dan sehat bagi para penghuninya. Aku tidak peduli bahwa pada
akhirnya semua itu tidak diterima atau “sia-sia”. Aku terus mengekspresikan
diriku dan menikmati hasil kerjaku. Senang dan bangga menikmati pemandangan
yang aku usahakan.
Ditatapkan dengan figur Maria, aku
sadar bahwa rahmat ilahi berkembang dalam kehidupan individual. Maria adalah
sosok yang mengekspresikan dirinya entah sebagai perempuan, entah sebagai ibu,
ataupun sebagai pribadi manusiawi. Tampak olehku bahwa ekspresi Maria itu telah
mengembangkan rahmat yang telah ia terima. Yang paling menyolok bagiku adalah
rahmat sebagai ibu. Apakah semua perjuangan (ekspresi) keibuan Maria sia-sia
rasaku tidak dipedulikan oleh Maria yang sungguh menyayangi putranya. Orang
yang mengasihi tentulah tidak memerhatikan bahwa dirinya disakiti. Orang yang
mengasihi akan terus memerhatikan meski raga dan pikiran sudah tidak mampu.
Kemuliaan Maria merupakan anugerah
ilahi. Kemuliaan Maria merupakan penerimaan dari apa yang telah ia persembahkan
kepada Allah. Tidak ada yang sia-sia pada hidup Maria. Kasih sayang yang ia
curahkan selama hidupnya sungguh telah diterima oleh Allah. Bagaikan tumbu ketemu tutup, kasih sayang
(persembahan hidup) Maria bercumbu dengan belas kasih Allah yang agung.
Kemuliaan Maria menjadi bukti bahwa
kasih sayang yang dicurahkan tidak menemui kesia-siaan. Umat beriman tidak
hanya meneladani Maria, tetapi seharusnya menjadi Maria-Maria dalam hidupnya. Salah
satu cirinya adalah tidak menyesali apa yang telah diberikan kepada sesama
(anak kandung misalnya). Pemberian penuh kasih sayang tentulah tulus, tanpa
pamrih apapun, sehingga tiada penyesalan sedikit pun. Kemuliaan yang diterima
Maria dari Allah tentunya menjadi tanda bahwa orang beriman haruslah
mengekspresikan rahmat kasih sayang di dalam dirinya, sepenuhnya. Kemuliaan
yang diterima Maria dari Allah tentunya menjadi bukti bahwa tiada kesia-siaan
dalam mengasihi kepada sesama.
Semoga demikian! Amin.
~o0o~
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online] Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Rahmat Yang Berkembang"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah