Menjadi Nabi
Minggu, 30 Agustus 2020
Add Comment
“Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Mat 16:23)
30
Agustus 2020 Minggu
Biasa XXII
Menjadi
Nabi
Menjadi beriman berarti menjadi nabi.
Umat beriman memiliki semangat kenabian. Ia harus mewartakan kehendak Allah,
meski mungkin terbatas pada menjalani hidup personal. Sebagaimana ketiga tokoh
alkitabiah (Yeremia, Paulus, dan Petrus) mengalami pergulatan batin, demikian
pulalah umat beriman tentu mengalaminya sebab gambaran duniawi “bertolak
belakang” dengan gambaran ilahi. Ketiga tokoh alkitabiah mengalami kepahitan
hidup, meski mereka menjalani yang selaras dengan kehendak Allah.
Memerhatikan sikap keras Yesus
terhadap Petrus, rasaku penting meresapkan sabda Yesus: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku” (Mat 16:24). Pergulatan
ketiga tokoh alkitabiah menunjukkan bahwa menjadi umat beriman pastilah
mengalami kepahitan hidup. Namun itu harus dijalani (memikul salib). Umat beriman tidak dapat tidak harus
mengikuti jalan yang ditempuh Yesus. Secara konkret, umat beriman harus
bersikap “tidak” terhadap keinginan-keinginan duniawi. Tidak ada jalan tengah.
Tidak ada toleransi. Tatkala ada jalan tengah dan toleransi, “Enyahlah iblis!”
(cf. Mat 16:23).
Situasi sekarang ini menjadi tantangan
nyata bagi umat beriman untuk terus menjadi nabi. Umat beriman seharusnya
menjadi nabi kesehatan dan keselamatan banyak orang. Kelangkaan duit menantang
umat beriman untuk menabung dan menemukan cara mengembangkannya. Lemahnya daya
juang masyarakat menantang umat beriman untuk berhati-hati dan tetap kukuh
berpegang pada nilai-nilai moral. Salah satu yang saya tawarkan untuk
direnungkan adalah menciptakan dan mengembangkan lingkaran kehidupan. Secara
konkret, umat beriman menciptakan dan mengembangkan pasar di lingkungan,
wilayah, ataupun paroki. Transaksi barang dan jasa dapat diciptakan dan
dikembangkan dalam kebersamaan gerejani.
Semoga kita sehat dan selamat di
tengah badai kehidupan ini. Amin.
~o0o~
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online] Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Menjadi Nabi"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah