Memperluas Akses Informasi
Senin, 17 Agustus 2020
Add Comment
“Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar
dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat 22:21)
17
Agustus 2020 HR Kemerdekaan RI
Memperluas
Akses Informasi
Aku lebih suka dan sering menggunakan
kata “tanggung jawab”, daripada “kewajiban”. Dalam penggunaan harian,
“kewajiban” terasa menuntut dan memberikan hukuman jika tidak terpenuhi. Terasa
sungguh olehku, kata “kewajiban” mengandung unsur “ancaman”. Pikirku, kata
“kewajiban” dalam sabda Yesus menunjuk pada “tanggung jawab”. Itu berarti apa
yang menjadi tanggung jawab warga negara terhadap pemimpinnya (dalam konteks
waktu itu “raja”). Bagiku, kata “tanggung jawab” paling kentara mengandung
unsur rasa memiliki dan memiliki sehingga jikalau aku tidak merawatnya diriku
sendirilah yang mengalami kerugian. Tidak ada paksaan atau ancaman terhadap
diriku karena aku menyayangi apa yang kumiliki.
Dalam hidup bernegara dan menggereja,
selama dua dekade terakhir aku prihatin terhadap akses informasi (termasuk
kualitas informasi: jujur dan terbuka (apa adanya)). Apakah aku tidak boleh
mengakses informasi tentang segala sesuatu terkait negara dan gerejaku? Pada
prinsipnya tentu “boleh”. Tetapi, kenyataannya aku mengalami banyak kesulitan
mengakses informasi (bukan masalah perangkat komunikasi, tetapi jaringan
komunikasi yang terpercaya). Kalau aku kesulitan mengakses informasi, tentulah
tanggung jawabku terhadap negara dan gerejaku juga sulit terpenuhi.
Maka, pikirku, penting bagi warga
Gereja untuk memikirkan bagaimana semua warga Gereja yang adalah warga negara
memiliki akses informasi seluas-luasnya terkait dengan Gereja dan negara
sehingga seorang warga Gereja mengenali sungguh situasi konkret kekinian Gereja
dan negaranya. Salah satu yang begitu dekat dan kentara di masa pandemik adalah
akses internet. Di ruang yang “Paling Bebas” (internet) ini, tentu dibutuhkan
“trust” bagi warga Gereja. Ada link yang
menjadi sumber informasi terpercaya. Di samping itu sarana komunikasi seperti smartphone dan PC serta jaringan
internet tidak hanya disediakan, tetapi sekaligus juga terkembangkan. Tentunya
hal ini membutuhkan dana tersendiri.
Yang sungguh menarik dari pengajaran
Yesus adalah kesederhanaan bahasanya. Ia menggunakan perumpamaan (gambaran)
untuk menyampaikan ide yang sebenarnya sangatlah rumit. Dengan perumpamaan, ide
atau konsep rumit dapat ditangkap dan dipahami oleh audiens yang memiliki
pemikiran sederhana. Belajar dari Yesus, sumber informasi tentulah harus
memikirkan sungguh kesederhanaan berbahasa. Sasaran utamanya seharusnya
orang-orang sederhana, bukan para sarjana yang terbiasa berpikir complicated. Dengan menyasar mereka
(yang bagi Gereja dan negara kita masih mayoritas), tentulah para sarjana pun
akan kena juga.
Dengan terbukanya informasi dan akses
terbuka luas, kemerdekaan warga Gereja dan negara akan semakin sempurna. Rasa
memiliki Gereja dan negara tentulah semakin besar. Orang tidak lagi beralasan
tidak tahu dan tidak paham akan suatu kebijakan tertentu. Sebagaimana masa
perjuangan dulu, sekarang pun orang berjuang untuk mengungkapkan dan mewujudkan
tanggung jawabnya terhadap Gereja dan negara.
Semoga demikian! Amin.
~o0o~
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online] Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Memperluas Akses Informasi"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah