Menggapai Kesempurnaan Hidup
Minggu, 12 April 2020
Add Comment
12 April 2020 Minggu Paskah I
“Ia telah bangkit dari antara
orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea;
di sana kamu akan melihat
Dia”
(Mat 8:7b)
Menggapai Kesempurnaan Hidup
Sangat menarik bagiku perkataan
malaikat, “... dari antara orang mati. ...”. Ini mengingatkanku akan
sabda-sabda Yesus tentang kematian dan hidup dalam pengajaranNya [ “orang mati
mengubur orang mati” (Luk 9:60; Mat 8:22); “membangkitkannya dari antara orang
mati” (Yoh 12:17); “tidak dapat mati lagi ...” (Luk 20:36); “ ... akan hidup
selama-lamanya ...” (Yoh 6:51); etc]. Kacamata mistisku menunjukkan bahwa
kesempurnaan hidup itu merupakan sebuah pilihan yang seharusnya digapai oleh
setiap orang, tanpa kecuali diriku sendiri.
Refleksiku, kebangkitan Yesus
merupakan momen hidup umat manusia dimana perjuangan dan penggapaian
kesempurnaan hidup tidak berakhir dengan kematian, tidak pula sekadar pemenuhan
kesempurnaan hidup, tetapi terbukanya lebar-lebar kesempatan untuk menggapai
kesempurnaan hidup. Ini bagaikan sebuah titik waktu dalam perjalanan hidup di
dunia, dimana titik waktu itu berakar pada masa lalu dan terarah sepenuhnya
pada masa depan. Kebangkitan hidup, sebagaimana halnya kematian, bukanlah titik
akhir dari perjuangan hidup seorang anak manusia. Kebangkitan hidup
mengungkapkan titik awal dari sebuah perjalanan anak Allah, perjalanan dalam
keabadian.
Maka, terasa olehku hari demi hari
bahwa kebangkitan hidup itu berada dalam tarik ulur antara dunia dan keabadian.
Orang memiliki kebebasan untuk memilih antara keduniawian dan keabadian, meski
kebebasan itu terasa hilang. Kebebasan itu nyata tatkala aku harus memilih
mengikuti keinginan diriku untuk jalan-jalan dan himbauan untuk tidak keluar
rumah pada masa pandemi covid-19 sekarang ini. Aku membatasi mobilitasku
sebesar-besarnya merupakan pilihan bebasku demi kesehatanku seutuhnya dan
tentunya karena aku menyadari kehidupanku di masa depan ditentukan oleh
keputusanku saat ini. Kebebasan inilah yang aku pahami sebagai momen dimana
Allah hadir dan menyatu dalam diriku. Kebebasanku merupakan penyerahan
kebebasan sepenuhnya kepada Allah sebagaimana seruan Yesus di kayu salib, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawaKu” (Luk 23:46).
Dengan demikian, kebangkitan dapat
aku pahami sebagaimana seharusnya aku menjalani hidup. Aku tidak mau
menjalani hidup seperti orang mati yang hanya memuaskan hasrat atau nafsu. Aku
mau bebas. Itu berarti aku harus bertoleransi dengan sesamaku agar kebebasanku
terjaga. Aku mau sehat. Itu berarti aku harus memilih dan memilah makanan agar
kadar gulaku terjaga, jantung dan hatiku sehat. Aku mau hidup seribu tahun
lagi. Itu berarti aku harus meninggalkan ketololanku yang mengarahkan diriku
pada kehancuran hidupku sendiri.
Selamat merayakan Paskah dalam
keheningan bersama Kristus!
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online] Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Menggapai Kesempurnaan Hidup"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah