Memahami Belaskasihan Allah
Minggu, 19 April 2020
Add Comment
Kerahiman Ilahi
“Kemudian
Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak
percaya lagi, melainkan percayalah” (Yoh 20:27)
Memahami Belaskasihan Allah
Untuk sebagian orang, percaya kepada
Allah merupakan sesuatu yang absurd. Bagaimana mungkin memikirkan keberadaan
yang tidak terjamah secara inderawi?
Untuk sebagian orang, percaya kepada
Allah sangatlah masuk akal. Seperti de Chardin, orang berpikir tentang Budi
Absolut, mengingat relatifitas budi manusiawi. Sebagian orang tetap
memertahankan dalam dirinya sendiri bahwa Allah melampaui batas-batas relatif.
Untuk sebagian orang, termasuk diriku,
peristiwa perjumpaan Thomas dan Yesus mulia memancarkan sinyal kuat sepanjang
sejarah akan hubungan antara ke-relatif-an dan ke-absolut-an. Yang Absolut
memancarkan diriNya kepada yang relatif sehingga senantiasa menarik perhatian
bagi yang relatif. Akhir ceritera, Yang Absolut menjumpai yang relatif,
sehingga relasinya bukan lagi ketidakpercayaan (relatif), tetapi kepercayaan
(absolut).
Aku memandang peristiwa Thomas itu
sebagai keterbukaan umat beriman akan kebuntuan hidup. Keputusasaan rasanya
menjadi absurd tatkala memandang kehadiran ilahi di dalam realitas hidup.
Selalu ada jalan tatkala hidup berjumpa dengan kementogkan. Thomas
merepresentasikan keterpurukan budi manusia yang hanya sampai batas-batas, sementara
umat beriman sampai pada pemahaman bahwa di balik batas-batas itu ada sesuatu
yang luar biasa, sesuatu yang terdiri dari banyak hal tetapi tampak seperti
tunggal, demikian pula tunggal tetapi tampak terdiri dari banyak hal.
Yang terpenting daripada itu semua
adalah bahwa Allah menyatakan diriNya sendiri dan hadir bagi semua orang. Ia
yang berada di luar batas-batas yang tidak mampu dilewati oleh umat manusia,
menghadirkan diri dan menarik semua orang untuk melewati batas-batas
kehidupannya. Penampakan Yesus merupakan penampakan ilahi yang mengungkapkan
belaskasih tak terbatas akan kehidupan manusiawi. Ia hadir tidak hanya pada
masa lampau, tetapi juga hadir saat ini, secara konkret. Ia pun akan senantiasa
hadir “saat ini”, secara konkret.
Inilah sumber pengharapan umat beriman
tatkala umat manusia menghadapi ancaman covid-19. Kesadaran akan tindakan Allah
tidaklah menyingkirkan atau merelativir usaha manusiawi. Kehadiran ilahi tampak
dengan semakin merebaknya kesadaran akan kebersamaan seluruh umat manusia.
Tindakan personal/individual membangun tindakan bersama, seperti mengisolasi
diri atau membatasi sungguh mobilitas diri. Tidak ada penyakit yang tidak ada
obatnya. Allah akan menunjukkan jalan menemukan obat itu. Lihatlah dan jangan
tidak percaya lagi.
Berkat Tuhan! Amin.
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : F.X Rudy - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online] Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Memahami Belaskasihan Allah"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah