Kunci Ketiga
Minggu, 15 Maret 2020
Add Comment
“Air yang akan Kuberikan kepadanya akan
menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai kepada
hidup yang kekal” (Yoh 4:14b)
15 Maret 2020 Minggu Prapaskah III
Kunci Ketiga
Musim hujan membuat orang berpikir dan bersikap berbeda terhadap air.
Tatkala musim kering, air sangatlah dirindukan karena banyak sumur kering.
Namun di musim hujan, orang mengalami kebanjiran, berlimpahnya air yang takkan
ada saat musim kering. Air membawa malapetaka bagi hidup umat manusia di musim
hujan. Berbeda sungguh dengan air kehidupan. Ia ada sekaligus di musim kering
dan di musim hujan. Air kehidupan selalu ada tanpa mengenal musim.
Kunci ketiga mengandaikan dan mengikuti kunci pertama dan kedua:
berbakti kepada Allah dan kebahagiaan ilahi. Kunci ketiga merupakan anugerah
yang mengalir tatkala orang “menyatu dengan Allah”, yakni menjadi sumber
kehidupan abadi. Umat beriman yang berpegang pada kunci ketiga ini akan
senantiasa membawa kesegaran pada sesamanya. Kehadirannya akan senantiasa
mengungkapkan dan mewujudkan keabadian.
Gambaran Yohanes dalam pembicaraan Yesus dengan perempuan Samaria
mengungkapkan satu hal yang sangat menarik perhatianku: orang tidak lagi
beribadah di gunung ataupun di Yerusalem. Itu artinya, Yesus membuka hati dan
pikiran orang bahwa berbakti kepada Allah tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
tertentu. Seluruh hidup umat manusia merupakan peribadatan kepada Allah. Lebih
dari itu, sejarah hidup umat manusia merupakan sejarah peribadatan.
Umat beriman dianugerahi kunci ketiga: menjadi sumber kehidupan abadi.
Akankah disia-siakan anugerah ini dengan perseteruan di tengah jemaat? Ataukah
perseteruan itu mengungkapkan keabadian? Tentu tidak! Keabadian mengungkapkan
kenyataan bahagia yang terus-menerus berlangsung. Perseteruan yang membuahkan
kepedihan hanyalah merusak keabadian dalam keterbatasan ruang dan waktu hidup
manusia. Pemegang kunci ketiga akan menimbulkan perseteruan bagi mereka yang
melekat pada dunia. Bagaikan pisau bedah yang membelah dan memisahkan sumber
penyakit dari tubuh, demikianlah pemegang kunci ketiga. Namun tatkala orang
menyadari dan melepaskan kelekatan duniawi, orang akan merasakan anugerah kunci
ketiga. Ia akan ikut serta memegang kunci ketiga.
Di tengah perseteruan orang Israel dan orang Samaria, Yesus hadir di
tengah orang Samaria. Sebagai orang Yahudi (Israel) Yesus bergaul dan
memberikan keselamatan justru kepada seteru bangsaNya. Ini mengungkapkan
bagaimana sebenarnya kenyataan sumber kehidupan itu bagi semua orang, bagi
segala bangsa! Ini juga berarti bahwa keabadian tidak hanya bagi orang atau
kelompok atau bangsa tertentu. Keabadian disediakan Allah bagi seluruh umat
manusia. Jikalau perspektif ini sungguh melekat pada semua orang, maka orang
akan bergegas memegang kunci keempat. Bersiaplah!
Penulis : Slamet Harnoto & Publisher : Hery - Tim PARPOL [Partisipan Pelayan Online]
Paroki Harapan Indah Bekasi
Paroki Harapan Indah Bekasi
0 Response to "Kunci Ketiga"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah