Kunci Kedua
Minggu, 08 Maret 2020
Add Comment
“Tuhan, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini” (Mat 17:4a)
8 Maret 2020 Minggu Prapaskah II
Kunci Kedua
Bagaikan mengendarai mobil bersama orang lain, perjalanan hidup
haruslah senyaman mungkin. Meski tanpa alasan yang terumuskan, orang pastilah
akan merasakan ketidaknyamanan dalam situasi tertentu. Jikalau ketidaknyamanan
berlanjut, hidup terasa gersang. Oleh karena itu, dalam hal ini kebahagiaan
dapat dimengerti sebagai situasi puncak kenyamanan hidup manusia. Pada tataran
konkret, orang berperilaku dan bersikap untuk mengejar kebahagiaan. Sakit,
entah fisik ataupun psikis, mengganggu, bahkan merusak, kebahagiaan. Maka,
orang berusaha tidak hanya mengembangkan kebahagiaan, tetapi sekaligus juga
menghindari gangguan atau rusaknya kebahagiaan.
Mendaki puncak gunung merupakan gambaran hidup umat beriman yang
memegang kunci pertama, yakni berbakti kepada Allah. Berada di puncak gunung
menggambarkan situasi kebersamaan dengan Allah. Bagaimana kebersamaan dengan
Allah dilukiskan oleh Matius dalam narasinya tentang Yesus dan ketiga muridNya.
Inilah tujuan dari perjalanan hidup umat manusia. Jikalau kebahagiaan dikatakan
sebagai tujuan pergerakan hidup umat manusia, maka kebersamaan dengan Allah
inilah yang menganugerahkan pencapaian hidup umat manusia.
Umat beriman merupakan pemegang kunci kedua, yakni kebahagiaan bersama
dengan Allah. Umat beriman telah dianugerahi pengalaman berada di puncak gunung
sebagai Petrus dkk. Tugas perutusan umat beriman hanyalah turun dari puncak
gunung dan membagikan kebahagiaan kepada sesama. Tidak ada orang yang mengalami
kebahagiaan mendalam mampu menyembunyikannya, tanpa berbagi kepada sesamanya.
Dengan kata lain, sesama diajak untuk mengalami kebahagiaan yang sama, yakni
kebersamaan dengan Allah.
Nah .... masa prapaskah menjadi momen penting bagi umat beriman untuk
menyadari kembali dan merasakan kembali perjalanan hidup bersama dengan Allah.
Adakah puncak-puncak kebahagiaan hidup yang mencerminkan kebahagiaan bersama
dengan Allah? Ataukah, hidup terasa begitu kering? Atau justru ternyata aku
sungguh menemukan bahwa selama ini Allah berkarya dalam hidupku dan menghendaki
diriku bahagia bersama denganNya tapi tidak kusadari sepenuhnya?
Bagaimana reaksi Anda tatkala menyadari sepenuhnya dan mengalami
kebahagiaan bersama dengan Allah? Apakah Anda menyadari bahwa Anda pemegang
kunci kedua dalam hidup? Apakah Anda menyadari dorongan kuat untuk berbagi
kebahagiaan dengan sesama?
Selamat merenung! Tuhan memberkati! Amin.
0 Response to "Kunci Kedua"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah