Menggagas Kebundaan Umat Beriman
Rabu, 01 Januari 2020
Add Comment
1 Januari 2020 HR SPM Bunda Allah
“Ketika
genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus,
yaitu nama
yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya” (Luk 2:21)
Menggagas Kebundaan Umat Beriman
Sebulan yang lalu ibu pergi untuk
selamanya. Tak urung kurenungkan keberadaan ibu dalam hidupku selama ini. Ia
telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan mendidik diriku. Keberadaannya tak
tergantikan dalam hidupku. Ia satu-satunya yang telah ditentukan, tidak sekadar
dipilih, oleh Allah untuk menghadirkan diriku di dunia ini. Ia hidup agar aku
hidup!
Maria telah ditentukan sejak awal mula
untuk menjadi bagian utama dalam rancangan keselamatan Allah. Dalam dan melalui
hidup Maria karya keselamatan Allah terlahirkan ke dunia bagi umat manusia.
Yesus, Sang Putra, terkandung dan terlahirkan serta terdidik oleh Maria.
Keselamatan terlahir melalui rahim Maria. Keselamatan umat manusia terjadi pada
Maria. Ke-Bunda Allah-an Maria ditentukan oleh Sang Juru Selamat, Yesus, yang
dikandung, dilahirkan, dan dididik oleh Maria. Kemanusiaan telah disucikan oleh
persekutuan dengan Putra Allah. Ke-Bunda Allah-an Maria merujuk dan terikat
erat dengan persekutuan dengan Sang Putra ini.
Gereja merupakan Tubuh Mistik Kristus,
Sang Kepala, yang terlahir dari rahim Maria. Menelisik hal ini tentulah ikatan
erat antara Maria dan umat beriman tampak begitu istimewa. Maria tidak hanya
teladan umat beriman. Maria “melahirkan” umat beriman, dalam arti bahwa umat
beriman mewarisi kebundaan Maria. Karakter bunda ilahi tentulah dimiliki umat
beriman. Salah satu yang menonjol adalah kehendak tulus untuk senantiasa hadir
dan ada bagi sesama. Umat beriman memiliki kehendak tulus bagi sesama. Ia tidak
senang atau bersukacita atas penderitaan sesama. Umat beriman mau dengan tulus
menemani dan mengulurkan tangannya bagi sesama yang menderita.
Rahim merupakan tempat yang nyaman dan
aman bagi janin sebelum pada akhirnya terlahir ke dunia. Rahim merupakan tempat
berlindung bagi kehidupan, sekaligus mengembangkan hidup. Demikian pulalah
kebundaan umat beriman. Ia senantiasa menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi
sesama. Sesama menemukan bahwa di tengah umat beriman dirinya akan mengalami
perkembangan hidup. Persaudaraan kasih menjadi tempat berteduh sekaligus
berkembang di tengah dunia.
SELAMAT TAHUN BARU!
0 Response to "Menggagas Kebundaan Umat Beriman"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah