Ziarah Medjugorje & Eropa Timur 2019
Selasa, 31 Desember 2019
Add Comment
Catatan Harian Arif & Maria
Ini adalah kali ketiga kami mengikuti ziarah
Prozitas Koperasi. Namun berbeda dengan ziarah sebelumnya yang sebagian besar
pesertanya adalah umat Paroki Harapan Indah - Bekasi, kali ini pesertanya dari
berbagai paroki, bahkan ada yang dari luar KAJ.
Total ada 31 peserta, 6 peserta dari Paroki
Harapan Indah: Pak Bambang Sumantri & Ibu Lilis, Ibu Tari, Tante Fien, saya
dan istri saya.
Acara kunjungan dan perjalanan ziarah dikelola
oleh JB Tour dengan Tour Leader/ Pak Raymond dan Asisten Tour Leader/ Ibu Tesa.
Turut mendampingi Romo Gregorius Supra, Pr dari Jogja.
Peserta ziarah Eropa Timur akan mengunjungi situs
penampakan Bunda Maria di Medjugorje dan tempat peziarahan lainnya. Perjalanan
ini akan melintasi sejumlah negara di Balkan, Eropa Timur dan Tengah yaitu:
*Kroasia
*Bosnia
*Hongaria
*Polandia
*Slovakia (hanya melintas)
*Ceko
Tidak terasa setelah menabung dan menunggu
selama dua tahun, tibalah saat kami memulai peziarahan kami.
Program
D1 Sep 28-29: Jkt-Dubai-Dubrovnik
D2 Sep 29: Dubrovnik-Medjugorje
D3 Sep 30: Medjugorje
D4 Okt 1: Medjugorje-Zadar-Jastrebarsko
D5 Okt 2: Jastrebarsko-Zagreb-Budapest
D6 Okt 3: Budapest
D7 Okt 4: Budapest-Banska Bystrica-Krakow
D8 Okt 5: Krakow
D9 Okt 6: Krakow-Brno-Praha
D10 Okt 7: Praha
D11 Okt 8-9: Praha-Dubai-Jkt
Notes:
*Mohon maaf apabila ada kesalahan dlm penulisan
nama, tempat & informasi
---+---
D1 Sep 28/29: Jkt-Dubai-Dubrovnik
Penerbangan Jkt ke Dubrovnik/ Kroasia menggunakan dua
penerbangan dari T3 Bandara Soekarno-Hatta via Dubai. Peserta berkumpul mulai
pk 20.00 di Bandara. Boarding menjelang tengah malam dan take off Minggu dini
hari.
Flight details
*Jkt-Dubai EK0359 Departure 00.40 Arrival 05.35 (+
8jam penerbangan)
*Dubai-Dubrovnik EK0140 Departure 09.00 Arrival 13.00 (+
6 jam penerbangan)
Ada beda waktu 5 jam antara Kroasia dan WIB (Kroasia 5 jam
lebih lambat).
Bandar udara internasional Dubrovnik tidak terlalu besar.
Setelah proses clearance selesai kami berganti moda transportasi menggunakan
bus. Seperti pada umumnya perjalanan rombongan jarak jauh, bus yang digunakan
adalah jenis long coach bus. Bus inilah yang akan mengantar peserta sepanjang
perjalanan ziarah kami. Nama sopir bus kami adalah Nisa (kami tidak mencatat
nama lengkapnya, setidaknya itu panggilannya). Nisa berasal dari Bosnia, cukup
ramah, cekatan dan helpful.
D2 Sep 29: Dubrovnik-Medjugorje
Dubrovnik adalah salah satu gerbang
negara Kroasia. Kota kecil yang kerap dijuluki sebagai "mutiara
Adriatik" berada di pesisir laut Adriatik di ujung Selatan negara Kroasia
tidak jauh dari perbatasan dengan negara Bosnia. Karena berada di pesisir maka
temperatur udara tidak terlalu dingin.
Dubrovnik pada abad ke-9 merupakan
bagian dari kekaisaran Bizantium. Abad ke-13 pada masa kekuasaan Venesia merupakan
kota penting sehingga dibangun benteng di pesisir kota. Peninggalan bangunan
dan benteng yang saat ini merupakan area kota lama masuk dalam daftar situs World
Heritage yang dilindungi UNESCO. Kota lama Dubrovnik belakangan ini makin ramai
dikunjungi wisatawan setelah sempat menjadi salah satu lokasi syuting film Game
of Thrones.
Siang hingga sore hari selepas dari
bandara kami menyempatkan untuk mengunjunginya dan merayakan Ekaristi yang
pertama dalam rangkaian ziarah kami di gereja St. Ignasius yang berada di dalam
kota lama Dubrovnik.
Perjalanan sore dilanjutkan dengan
melintasi perbatasan Kroasia menuju kota Medjugorje yang berada di negara
Bosnia. Saat makan malam kami tiba di Medjugorje dan menginap di Hotel Herceg.
---+---
D3 Sep 30: Medjugorje
Hari Senin ini kami seharian berziarah dan beraktifitas di
Medjugorje. Bukit Podbdro adalah tempat di mana Perawan Maria (Gospa)
menampakan diri kepada 6 anak (Vicka Ivankovic, Marija Pavlovic, Ivan
Dragicevic, Mirjana Dragicevic, Ivanka Ivankovic, dan Jakov Colo) pada tgl 24
Juni 1981.
Sebelum kami berziarah di bukit Podbdro kami merayakan
Ekaristidi sebuah kapel. Yang menarik di dalam kapel ini adalah adanya patung
Yesus yang dibuat dari besi bekas kendaraan perang. Seperti kita ketahui pernah
terjadi konflik dan perang saudara yang hebat di Bosnia.
Jarak dari titik drop
off menuju puncak bukit sebenarnya tidak jauh dan tinggi. Namun kondisi jalan yang
penuh dengan batu kapur yang tajam membuat perjalanan lambat. Jalanan hanya
bisa dilalui dengan berjalan kaki. Perjalanan naik ditempuh dalam waktu 40-50
menit, turun sekitar 30-40 menit. Ada beberapa perhentian, semacam stasi untuk
peziarah yang melakukan jalan salib, atau sekedar singgah berdoa. Beberapa
peziarah, baik pribadi atau pun kelompokmendaraskan Doa Rosario dalam
perjalanan ke puncak bukit. Beberapa peziarah yang karena lanjut usia atau
tidak cukup fit tidak ikut naik, dan berdoa di bawah.
Suasana khusuk dan hening setiba di puncak bukit
Podbro. Para peziarah berdoa di sekitar patung Bunda Maria dan Salib Yesus. Perjalanan
turun sedikit lebih cepat namun tetap perlu berhati-hati karena jalanan yang
penuh bebatuan runcing.
Usai ziarah, kami menuju Gereja St. Yakobus (Saint James), yang merupakan gereja utama di
Mejugordje, untuk Ibadat Jalan Salib. Kami tidak beribadat Jalan Salib di dalam
gereja tetapi di taman/ halaman gereja. Menutup ibadat Jalan Salib kami berdoa
di sekitar patung Yesus Yang Bangkit (Risen Christ Statue).
Setelah ibadat jalan salib adalah acara bebas, alias saatnya
berbelanja oleh-oleh benda rohani. Ada
banyak toko benda-benda rohani di area pertokoan di sepanjang jalan di sekitar
gereja St. Yakobus.
Namun yang lebih menarik adalah mengamati aktvitas gereja.
Meski hanya beberapa jam singgah kami mengamati beberapa hal unik.
*Gereja terlihat lebih hidup dibandingkan Gereja
di Eropa Barat pada umumnya. Mungkin tidak semua gereja di Eropa Timur. Namun
di Gereja Sain James, Medjugorje ini kami melihat banyak umat muda dan
biarawan-biarawati/ imam muda yang terlihat aktif. Tentu saja tidak semuanya
adalah umat setempat namun tetap suasananya sungguh menarik/ berbeda.
*Imam di Gereja St. Yakobus menerima pengakuan
dosa umat yang singgah dalam beberapa bahasa internasional (sayangnya blm ada
Bahasa Indonesia). Dan bukan itu saja, pengakuan dosa tidak diterimakan dalam
kamar/ bilik tetapi di pelataran gereja alias outdoor. Umat bisa melihat imam
dan umat yang mengaku dosa duduk bersebelahan. Suasananya sangat rileks, jauh
dari tegang seperti pada umumnya pengakuan dosa yang kita biasa lakukan (di
bilik pengakuan). Lebih seperti umat yang sedang berkonsultasi. Imam-nya pun
menggunakan kostum biasa (bisa jadi ada yang pakai celana jeans), namun tetap
mengenakan Stola. Dan meski tidak terdengar percakapannya namun melihat
prosesinya sepertinya sama seperti tata cara pengakuan dosa pada umumnya.
Senin malam ini kami masih menginap di Hotel Herceg
Medjugorje.
D4 Okt 1: Medjugorje-Zadar-Jastrebarsko
Hari keempat ini kami akan menempuh perjalanan jauh (long
coach) untuk menuju Budapest/ Hongaria. Namun jarak Medjugorje ke Budapest terlalu
jauh untuk ditempuh dalam single trip sehingga kami akan transit untuk bermalam
di Jastrebarsko.
Perjalanan menuju Hongaria dari Medjugorje berarti kembali
masuk ke Kroasia. Dan arah perjalanannya kembali menyusur pesisir laut
Adriatik. Setelah 4 jam perjalanan selepas Medjugorje kami tiba di kota Zadar untuk
singgah makan siang. Zadar adalah kota pelabuhan.
Usai istirahat makan siang perjalanan berlanjut.
Sekitar 5 jam perjalanan menjelang petang tiba di kota Jastrebarsko untuk makan
malam dan menginap di Hotel Princes yang berada di pinggiran kota.
---+---
D5 Okt 2: Jastrebarsko-Zagreb-Budapest
Kurang dari satu jam perjalanan selepas Princess Hotel
kami tiba di Zagreb.
Zagreb adalah ibu kota negara Kroasia.
Pagi hari ini kami eksplorasi kota Zagreb dengan berjalan kaki (city tour).
Kami mengunjungi Ban Josip Jelacic Square, Gedung Parlemen, Katedral,
Gereja St. Markus dengan ciri atap yang berwarna-warni, Stone Gate, Bloody
cross/ bridge dan local market.
Geografis kota Zagreb berkontur, ada kota bawah (lower
town) dan kota atas (uper town). Untuk menghubungkan bagian bawah dan atas
dibangun transportasi “funicular", semacam kereta dengan hanya satu
gerbong. Funicular satu kabin yang hanya muat 10 penumpang masih berfungsi
sampai saat ini meski hanya untuk tujuN wisata dan sudah dilengkapi dengan
motor listrik. Kami terkesan dengan keindahan kota Zagreb, warisan
sejarah, tradisi dan kontribusi bangsa Kroasia untuk kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
Melanjutkan perjalanan dan tidak jauh dari
Zagreb kami singgah di Basilika Marija Bystrica yang banyak dikunjungi peziarah
yang ingin menghormati Bunda Maria dan menyaksikan patung Black Madona. Kami
merayakan Ekaristi di kapel di Marija Bystrica. Setelah misa kami melanjuntukan
perjalanan ke Hongaria. Saat makan malam kami tiba di Budapest dan menginap di
Hotel Grand Verdi.
---+---
D6 Okt 3: Budapest
Hari kedua di Budapest kami eksplorasi kota Budapest yang dibelah
oleh sungai Danube. Budapest adalah ibu kota negara Hungaria, berasal dari dua
kata "Buda" dan "Pest". Kota Buda adalah sisi kota lama,
banyak peninggalan sejarah dengan kontur berbukit. Pest di seberang sungai
adalah area modern, bisnis dan perbelanjaan yang cenderung flat. Kami
mengikuti city tour di kedua sisi kota ini.
Di sisi Buda kami mengunjungi Citadel Hill, Fisherman’s Bastion dan Gereja King
Mathias, gereja yang besar dengan atsitektur dan dekorasi yang sangat indah. Pada
era di mana Gereja berhubungan erat dengan kekuasaan/ pemerintahan, Gereja King
Mathias adalah salah satu gereja tempat diselenggaraan pentahbisan raja/ kaisar
Hongaria. Gereja ini dibangun pada abad ke-13. Pada abad ke-16 saat penguasaan
kerajaan Ottoman Turki, hampir semua gereja dihancurkan kecuali gereja ini.
Selama 150 tahun difungsikan sebagai masjid, namun artefak, ornamen dal altar
dirusak. Awal abad ke-19 dilakukan restorasi, bukan hanya memulihkan bangnan
gereja namun menghiasnya menjadi lebih indah.
Kami merayakan misa di salah satu kapel/ gereja lama yang ada di
basement.
Seusai misa kami mengunjungi Fisherman’s Bastion di samping
halaman Gereja King Mathias. Dari menara Fisherman’s Bastion dapat dilihat
panorama indah sungai Danube dan kota Pest yang ada di seberangnya.
Kami melanjuntukan city tour, menyeberang Sungai Danube, menuju kota Pest. Meskipun
Pest banyak dominasi bangunan modern namun pusat belanja dan kantor banyak
menempati bangunan lama yang juga artistik. Heroes’ Square adalah lapangan
dengan monumen tujuh kesatria Hungaria dan monumen Millenium yang didirikan untuk
mengenang jasa para pahlawan Hungaria. Pembangunan lapangan dimulai tahun 1896.
Di bagian tengah didirikan pilar/ kolom dengan puncaknya adalah patung malaikat
Gabriel.
Mengakhiri city tour kami mengikuti Danube Cruise dan menikmati panorama kedua
sisi kota selama 45 menit pelayaran di sungai Danube.
---+---
D7 Okt 4: Budapest-Banska
Bystrica-Krakow
Hari ini kami meninggalkan Hongaria
menuju ke Polandia.
Misa Jumat Pertama diadakan pagi hari pk 06.30, sebelum sarapan. Kami menyewa
meeting room di hotel.
Perjalanan ke kota Krakow di Polandia melalui Slovakia, negara kecil yang
berbatasan dengan Hongaria, Ceko, Polandia dan Rumania. Di negara ini kami
singgah di Banska Bystrica. Dlm perjalanan panjang antar kota selalu diselingi dengan
Doa Rosario di dalam bis. Hari ini kami menyelesaikan sesi perkenalan peserta.
Suasana awal ziarah yang kaku menjadi cair ketika sesama peserta saling
mengenal.
Tiba di Krakow menjelang makan malam. Krakow bukan ibu kota negara Polandia
(kami tidak mengunjungi Warsawa). Krakow adalah kota pertanian dan pernah
menjadi tuan rumah pertemuan World Youth Day pada tahun 2016. Mayoritas orang
Polandia adalah penganut agama Katolik Roma. Ada lebih dari 15ribu gereja di
negara ini. Praktek ajaran Katolik makin menguat setelah Paus Yohanes Paulus II
yang berasal dari Polandia. Kami akan singgah di Krakow dan menginap dua malam
di Hotel Premier.
---+---
D8 Okt 5: Krakow
Pagi hari di Krakow dengan temperatur 7°C dan sepanjang hari
cuaca mendung-gerimis. Hari ini kami mengunjungi dua tempat: Biara Jasna Gora
di kota Czetochowa dan Sanctuarium Santa Faustine Kowalska (Maria
Faustyna Kowalska) di Krakow.
Biara Jasna Gora merupakan biara dengan area yang
sangat luas dan merupakan tempat ziarah besar di Polandia. Kunjungan kami
dipandu oleh Pater Simon.
Sejarah biara diawali ketika para biarawan
Pauline mendirikan Biara Jasna Gora tahun 1382. Lukisan Bunda Maria Jasna Gora yang
sedang memangku kanak-kanak Yesus menjadi icon biara. Tahun 1430 biara diserang
perampok dan lukisan Bunda Maria dirusak/ tergores. Dua goresan di pipi kanan
masih terlihat sampai sekarang setelah proses restorasi. Tahun 1655 Raja Polandia,
King John Casimir menobatkan Bunda Maria Jasna Gora sebagai pelindung bangsa
dan negara Polandia. Bapa Paus Yohanes Paulus II menghormati Bunda Maria Jasna
Gora dan menjadikannya sebagai pelindung misi kepausannya dengan motto
terkenalnya "Totus Tuus, Maria! (All Yours, Maria)".
Sore harinya kami mengunjungi Biara Kerahiman
Ilahi tempat St. Faustine dimakamkan (sanctuarium). St. Faustine lahir
tahun 1905 dan meninggal tgl 5 Oktober than 1938. Kami sungguh beruntung karena
dapat merayakan Ekaristi di kapel di biara ini, menghormati relikwi bertepatan dengan
perayaan meninggalnya St. Faustine. Usai misa kami mengunjungi makam dan kamar
tempat St. Faustine berkarya sebagai biarawati. St. Faustine meninggalkan pesan
untuk menghormati dan menyebarkan devosi Kerahiman Ilahi (Doa Koronka).
Beatifikasi dan kanonisasi St. Faustine ditetapkan semasa Paus Yohanes Paulus
II.
---+---
D9 Okt 6: Krakow-Brno-Praha
Hari kesembilan ini kami akan menempuh long coach sekitar
500km dan berpindah dari Polandia ke Praha, ibu kota negara Chech Republic
(Republik Ceko).
Republik Ceko terbentuk sebagai pembubaran
negara Cekoslovakia pada tahun 1993 menjadi Republik Ceko dan Republik Slovakia.
Kami singgah di Brno untuk makan siang. Selepas
Brno, kami mencoba untuk mengunjungi satu ekstra spot, Gereja Tengkorak/ Tulang
(lebih tepatnya Kapel Sedlec Ossuary) ada kota Kutna Hora merupakan gereja yang
dihiasi ornamen dari ribuan tulang dan tengkorak. Sayangnya kami tidak bisa
masuk ke dalam gereja karena gereja sudah tutup saat kami tiba.
Tiba di Praha petang hari kami menuju Hotel Golf
untuk makan malam dan beristirahat. Kami akan tinggal dua malam di Praha.
---+---
D10 Okt 7: Praha
Pagi hari ini kami mengunjungi Kastil Praha dan Katedral St.
Vitus. Kastil Praha merupakan istana para raja Ceko dan presiden Ceko pernah
menempatinya. Penjagaan masuk kompleks kastil cukup ketat karena beberapa area
masih dipergunakan untuk kegiatan kenegaraan.
Katedral St. Vitus ada di dalam kompleks kastil.
Gereja ini tidak lepas dari bagian kekuasaan pada masa kerajaan. Pentahtaan
raja pada masa bohemian dilakukan di dalam gereja ini. Dan ada 14 raja yang jg
dimakamkan di dalam gereja ini. Pembangunan katedral yang berarsitektur gotik
ini terentang selama 500 tahun. Bagian awal katedral dibangun pada abad ke-14.
Bagian sentral/ tengah dibangun pada abad ke-16. Bagian terakhir dibangun pada
abad ke-19.
Melanjuntukan perjalanan, tidak jauh dari
kastil, kami mengunjungi Gereja Kanak-kanak Yesus dan merayakan misa di sana.
Gereja Kanak-kanak Yesus di Praha termasuk situs yang dilindungi UNESCO. Di
gereja ini ditahtakan patung Kanak-kanak Yesus yang dihias dengan sangat indah.
Eksplorasi kota tua Praha sepanjang hari ini
dilakukan dengan berjalan kaki. Setelah misa kami mengunjungi Charles Bridge. Jembatan yang dibangun pada
abad ke-14 pada masa Raja Charles IV, pada masanya adalah satu-satunya jembatan
yang melintasi Sungai Vitava dan menjadi penghubung kastil Praha dan kota tua.
Terentang sepanjang 500 meter jembatan ini dihiasi dengan 30 patung yang ada di
sisi kanan dan kiri jembatan, termasuk patung St. John Nepomuk yang menjadi
favorit para peziarah/ pelancong untuk menyentuhnya.
Sesudah istirahat makan siang kami lanjuntkan
perjalanan, masih dengan berjalan kaki, menuju Astronomical Clock yang berada
di menara di salah satu sisi Old Town Square. Astronomical Clock di Praha
dibangun tahun 1410 dan saat ini menjadi astronomical clock tertua yang masih berfungsi.
Old Town Square menjadi meet point bagi peserta
ziarah yang memanfaatkan free time sepanjang siang hingga sore hari. Acara hari
ini ditutup dengan makan malam juga di area old town sebelum kembali ke
penginapan.
---+---
D11 Okt 8/9 Praha-Dubai-Jkt
Hari ini kami meninggalkan Praha untuk kembali ke tanah air.
Setelah sarapan dan check out, pk 09.45 kami
berangkat menuju bandara udara internasional Vaclav Havel Prague.
Kami berangkat lebih pagi agar lebih leluasa di
bandara mengingat tidak ada group check in di Praha. Beberapa peserta tidak
ikut rombongan pulang karena akan melanjuntukan perjalanan di Eropa.
Flight details.
PRG-DXB EK140 (15.55 - 23.50)
DXB-CGK EK356 (04.10 - 15.40)
Transit di Dubai 3.5jam.
Pesawat mendarat di bandara Soekarno-Hata Rabu
sore dengan selamat. Dan akhirnya home sweet home.
---+---
Refleksi
Perjalanan ziarah di Eropa Timur memberikan
pengalaman rohani tersendiri bagi kami.
*Peserta beragam, berasal dari berbagai paroki. Perlu waktu
untuk menjalin keakraban. Jumlah peserta cukup banyak sehingga berpengaruh pada
mobilitas rombongan.
*Ketika berziarah kami meninggalkan pekerjaan dan kesibukan
sehari-hari. Perjalanan fisik mengingatkan kami bahwa kita semua (Gereja)
sedang berziarah menuju tanah air surgawi. Ziarah merupakan manifestasi iman,
latihan rohani dan lambang pertobatan.
*Meskipun romo pendamping terus mengingatkan tujuan dan makna
ziarah tsb, namun kami merasakan bahwa ziarah (Eropa Timur) ini dibandingkan
dengan pengalaman dua peziarahaan kami sebelumnya (Lourdes & Fatima/ Eropa
Barat) dan Yerusalem, adalah yg paling “menantang”. Bukan fisik perjalanannya,
namun dalam menggali makna dan memetik buah hasil ziarah. Ada dua hal
penyebabnya. Pertama, ziarah Yerusalem merupakan aktualisasi fisik kisah yang
ada dalam Kitab Suci (kelahiran, hidup dan wafat Yesus Kristus) sehingga sangat
familiar dan langsung menyentuh. Eropa Barat, meskipun sangat sedikit, namun
ada Lourders dan Fatima yang familiar. Kebetulan kami tidak familiar dengan
kisah penampakan Medjugorje. Yg kedua, cukup banyak aktivitas city tour
sehingga godaan rekreasi dan belanja menjadi “godaan” yang signifikan.
---+---
Galeri foto:
0 Response to "Ziarah Medjugorje & Eropa Timur 2019"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah