Keselamatan Yang Teraniaya
Minggu, 29 Desember 2019
Add Comment
29 Desember 2019 PESTA KELUARGA KUDUS
“Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya
Anak itu serta ibuNya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir”
(Mat 2:14)
“Keselamatan Yang
Teraniaya”
Merenungkan peristiwa awal kehidupan Yesus yang diwartakan Matius
terasa sangatlah tidak asing dalam sejarah umat manusia. Penganiayaan dan
pemberangusan sekelompok manusia oleh kekuasaan segelintir orang mewarnai
perjalanan sejarah umat manusia di dunia ini. Di tengah kesadaran menyebarnya
hak-hak asasi manusia, terasa sungguh masih ada penganiayaan dan pemberangusan
hidup manusiawi. Keselamatan yang dari Allah justru terpancar di mataku
terancam (justru) oleh kerinduan umat manusia akan keselamatan itu sendiri.
Bagaimana?
Merenungi peristiwa yang dialami keluarga kudus rasanya patut
dikuatkan niat untuk membangun kebersamaan kasih di dalam keluarga. Satu sama
lain haruslah mengalami kasih sayang di dalam keluarga. Kebersamaan kasih ini
merupakan tanda nyata kehadiran keselamatan umat manusia yang secara nyata pula
sudah dan sedang berlangsung penghancurannya. Satu sama lain dalam keluarga
miskin komunikasi. Satu rumah tapi rasanya seperti di kantor. Anggota keluarga
tidak merasa betah tinggal di rumah. Rasanya sudah segan untuk pulang.
Pesta Keluarga Kudus seharusnya menyadarkan umat beriman akan makna
keselamatan dan ancaman terhadapnya. Keselamatan tidak mewujud dengan biaya
sangat mahal dan terasa amat jauh dari kehidupan pribadi. Keselamatan ada di
dalam relasi kasih keluarga: orangtua dan anggota keluarga lainnya (anak-anak,
kakek-nenek, dsb). Gempuran informasi yang menyurutkan hubungan kasih
inter-personal dalam keluarga penting disadari dan ditemukan solusinya sejak
awal. Pemecahan masalah tidaklah ditemukan di luar lingkaran keluarga. Keluarga
merupakan sumber kekuatan sekaligus pemecahan yang efektif menghadapi berbagai
masalah individual.
Seperti halnya yang terjadi pada Keluarga Kudus, keluarga-keluarga
umat beriman sering kali harus melindungi salah seorang anggota keluarga yang
sedang menghadapi masalah dalam hidupnya. Hubungan kasih dalam keluarga tidak
dapat membenarkan adanya ketidakpedulian anggota keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya yang sedang bermasalah. Menyalahkan dan menghukum sering kali
sudah membayangi individu sehingga dirinya justru akan lari dari keluarga.
Individu justru mencari penyelesaian masalah di luar keluarganya.
Satu hal yang pasti dari Keluarga Kudus adalah bahwa keselamatan
itulah yang menyelamatkan. Allah tidak akan membiarkan kegagalan karyaNya dalam
hidup umat manusia. Tiada kekuatan duniawi yang mampu menandingi kekuatan
Allah. Maka, keselamatan itu tetap menjadi milik umat beriman, meski teraniaya.
Damai Tuhan! Amin.
0 Response to "Keselamatan Yang Teraniaya"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah