Surat Keluarga November 2019
Senin, 11 November 2019
Add Comment
Keluarga Katolik yang terkasih di Keuskupan Agung Jakarta, salam jumpa
dengan saya. Semoga Anda tetap bersemangat dalam menjalani hidup dan karya
sehari-hari. Semoga Nama Tuhan dimuliakan melalui tindakan dan karya baik kita
bagi sesama.
Mari bertanya pada diri kita masing-masing, “Banggakah aku menjadi orang
Katolik?”. Sudahkah setiap hari dengan sadar kita mau memberikan kesaksian
melakukan hal-hal baik sebagai pengikut Kristus di tengah-tengah dunia yang
nyata ini? Kebaikan itu sifatnya universal, tetapi tetap orang akan bertanya siapa
pelaku kebaikan itu, seperti juga akan ditanyakan siapa pelaku perbuatan jahat.
Kebanggaan sebagai orang Katolik pertama akan mengarahkan kita untuk
belajar mendalami iman dengan lebih teliti dan rajin. Membaca Kitab Suci sudah
berpuluh tahun disuarakan oleh Gereja; pertemuan lingkungan sudah lebih dari
seabad dikembangkan di antara umat di lingkungan dan wilayah. Acara-acara
Gerejani juga sudah diusahakan untuk membuat suasana hidup menggereja
menjadi lebih meriah.
2
Tetapi pertanyaan yang sama adalah, “Sudahkah imanku bertumbuh dan aku
makin sadar pentingnya rasa bangga menjadi seorang Katolik?”
Keluarga Katolik yang terkasih, kebanggaan itu tidak dipaksakan, tetapi juga
disadari oleh penganut sebuah agama. Agama yang baik pasti mengajarkan
kebaikan yang secara nyata dapat dirasakan oleh sebanyak mungkin orang.
Ketika kita berbangga akan iman kita, kita perlu punya alasan yang tepat yang
dapat diterima oleh akal dan perasaan kita. Itu semua perlu diwujudkan, bukan
hanya diajarkan.
Sebagai orangtua, Anda ingin mengajarkan rasa bangga akan iman. Untuk itu,
tugas yang sama penting adalah membuktikannya. Apa bukti bahwa iman
Katolik pantas dibanggakan? Pertanyaan itu harus Anda jawab sendiri dengan
tindakan. Dalam sebuah pertemuan ibu-ibu, biasanya selalu tersedia makanan
kecil untuk disajikan yang dibawa oleh beberapa ibu. Seorang anak melihat
ibunya selalu membawa makanan. Si anak heran bahwa dalam pertemuan itu,
hampir selalu sang ibu yang menyumbang makanan kecil.
“Mengapa selalu Ibu yang membawa makanan, sedangkan yang lain tidak?”
tanya si anak. Ibunya menjawab, “Karena Tuhan memberi kita berkat yang
cukup untuk memberi makanan pada teman-teman Ibu.” Si anak bertanya lagi,
“Tapi teman-teman Ibu kan juga bukan orang miskin, mengapa mereka tidak
membawa makanan seperti Ibu?” Jawab ibu dengan bijaksana, “Karena tidak
setiap orang merasa cukup untuk membagikan miliknya kepada orang lain. Ibu
bersyukur karena Tuhan memberi ibu perasaan itu.”
Anak itu tidak lagi bertanya. Kini ia bangga pada ibunya. Ibunya telah memberi
lebih banyak dari pada teman-temannya. Ia bangga karena punya ibu yang
murah hati dan tulus membagikan makanan pada pertemuan para ibu itu. Entah
bagaimana, ia merenungkan, bahwa “rasa cukup” ibunya ada kaitannya dengan
iman Katoliknya. Ia bangga, meskipun hanya ada beberapa orang Katolik dalam
komunitas itu, tetapi mereka membuatnya bangga.
Kebanggaan sering lahir tanpa direncanakan, karena diwakilkan pada orangorang yang baik hati dan bijaksana. Tuhan selalu mempunyai cara untuk
menunjukkan cinta dan perhatiannya pada dunia melalui orang-orang yang baik
itu. Semoga orang itu adalah Anda. Jika kita bangga akan iman kita, tentu kita
mau belajar kebijaksanaan dari firman Tuhan yang mengajarkan kemurahan hati
dan pengorbanan tulus kepada dunia sekitar. Hanya dengan itu, orang-orang
yang menjadi saksi kebaikan Anda akan ikut merasa bangga, entah dengan cara
apa… tetapi nyata.
3
Marilah kita isi Bulan Arwah ini dengan kebaikan, sebab hidup ini adalah
kesempatan selama masih diberi waktu oleh Allah. Kehidupan dan kematian
adalah dua kenyataan yang pasti, tetapi jauh lebih pasti lagi bahwa kita sekarang
ini, karena masih hidup, mempunyai kesempatan mengisi hidup ini dengan kabar
baik dari Tuhan yang nyata dapat dilihat melalui hidup kita sehari-hari.
Jadilah ayah yang penuh wibawa, bersedia melayani Gereja dengan cara apa
saja, aktif di lingkungan dan wilayah. Jadilah ibu yang pantas dicintai, ibu yang
mengerti bagaimana mengasuh dan membesarkan anak-anaknya, sekaligus ibu
yang rajin ke Gereja dalam situasi apa saja. Jadilah pribadi yang membuktikan
bahwa ajaran iman Kristiani adalah yang terbaik dan pantas dibanggakan.
Menjadi garam dan terang itu bukan rumusan atau teori, tetapi kenyataan.
Salam sejahtera dalam Keluarga Kudus
Rm. Alexander Erwin Santoso MSF
0 Response to "Surat Keluarga November 2019"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah