Sukacita Pertobatan
Minggu, 15 September 2019
Add Comment
15 September 2019 Hari Minggu Biasa XXIV
“... akan ada sukacita di sorga karena
satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan orang
benar yang tidak memerlukan pertobatan” (Luk 15:7)
“Sukacita
Pertobatan”
Adakah orangtua yang mencintai anaknya sungguh mengikhlaskan anaknya
mengalami hidup dalam kesengsaraan? Tentu tidak ada! Orangtua menghendaki
anak(-anak)nya mengalami kebahagiaan, bahkan melebihi kebahagiaan dirinya.
Pencapaian anak(-anak)nya sangat diharapkan melebihi pencapaian dirinya dalam
hidup ini. Bagaimana dengan Allah terhadap umat manusia?
Perjalanan hidup umat manusia sebagaimana diwartakan Kitab Suci
menunjukkan perjalanan keberdosaan, pertobatan, dan pengampunan dari Allah.
Bangsa Israel yang telah melihat kuat kuasa Allah dalam peristiwa pembebasan dari
Mesir begitu mudahnya berpaling kepada yang lain. Di hadapan deru penderitaan
hidup, mereka tidak tahan dan melepaskan kesetiaan kepada Allah.
Perjanjian Baru, melalui Paulus dan Yesus, mengungkap realitas iman
umat manusia. Kasih Allah melebihi segala sesuatu. Kasih Allah kepada umat
manusia tak terperikan. Siapa yang tidak mengenal Paulus? Dia tokoh sepanjang
masa yang senantiasa dipergunjingkan tidak hanya oleh orang-orang Kristen.
Peristiwa di Jalan menuju Damaskus membongkar sendi-sendi kehidupan Paulus.
Yang luar biasa dahsyat adalah keadaan kotor pribadi Paulus di masa lalu justru
berubah menjadi berkat tidak hanya bagi Paulus, tetapi juga bagi segala bangsa
sepanjang sejarah. Ya ... bagaikan kotoran yang pada akhirnya terolah menjadi
pupuk yang menyuburkan tanaman.
Yesus menunjukkan kasih Allah yang begitu luar biasa dahsyat. Hidup
Paulus mengungkapkan sukacita pertobatan yang terjadi di sorga. Tidak sekadar
karena kembalinya seorang yang dikasihi Allah, tetapi sungguh menjadi pupuk
yang menyuburkan tanaman. Pertobatan tidak sekadar meninggalkan jalan kotor.
Pertobatan sekaligus merupakan proses pengolahan diri sehingga seorang pribadi
tidak sekadar mencabut dirinya dari kekotoran dan mengolah berbagai peristiwa
kotor menjadi pelajaran yang membuatnya bijak.
Maka, penting direfleksikan arti “sukacita sorga” yang ditunjukkan
Yesus. Sukacita itu dianugerahkan sepenuhnya kepada mereka yang bertobat.
Pertobatan itu rahmat. Adalah rahmat pula sukacita itu. Bukankah demikian?
Selamat merenung! Tuhan memberkati!
0 Response to "Sukacita Pertobatan"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah