Hanya Yesus Yang Dicintai
Minggu, 08 September 2019
Add Comment
8 September 2019 Hari Minggu Biasa XXIII
“... yang tidak melepaskan dirinya dari
segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu” (Luk 14:33)
“Hanya Yesus Yang
Dicintai”
Cinta bagaikan lem yang melekatkan dua pribadi. Cinta ilahi takkan
pernah melepaskan kesatuan ini. Tidak ada satu pun kekuatan di dunia ini yang
mampu memisahkan kesatuan umat manusia tatkala disatukan oleh cinta ilahi.
Itulah refleksiku tentang kemuridan dalam Padepokan Yesus. Menjadi
murid Yesus berarti mencintai Yesus melebihi segala sesuatu. Sebagaimana cinta
dimengerti, mencintai Yesus berarti melepaskan segala sesuatu yang (secara
manusiawi) sungguh melekat di hati. Orang dituntut untuk melepaskan cintanya
kepada lawan jenis, kepada kedua orangtua, kepada saudara-saudari kandungnya,
kepada ... Pada akhirnya orang dibebaskan dari segala kelekatan duniawi. Orang
menjadi merdeka sungguh tatkala ia mengikuti Yesus.
Maka, menjadi murid Yesus sama artinya dengan menjadi (seperti) Yesus.
Peristiwa karya dan penderitaan Yesus mengungkapkan cinta Yesus kepada umat
manusia. Tatkala dicaci maki sebagai penjahat dan pendosa besar, Yesus justru
mengampuni. Tatkala dibunuh, Yesus justru mendoakan mereka. CintaNya begitu
sempurna bagi umat manusia. Bukankah demikian halnya (seharusnya) umat beriman
yang nota bene murid Yesus yang
sungguh mencintaiNya?
Maka, tatkala dituntut untuk melepaskan ikatan cinta kasih terhadap
orangtua dan saudara-saudari, seorang murid Yesus justru dituntut untuk
mencintai mereka secara sempurna. Kesempurnaan cinta kasih kepada mereka justru
akan mulai menampakkan diri tatkala tidak mencintai mereka. Di sini murid Yesus
haruslah memiliki cinta ilahi, bukanlah ikatan primordial yang hanya
mencampakkan orang ke dalam penderitaan. Seorang murid Yesus haruslah mencintai
sesama (termasuk orangtua dan saudara-saudari kandung) secara sempurna, yakni
cinta kasih ilahi. Bukankah demikian?
0 Response to "Hanya Yesus Yang Dicintai"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah