Diangkat ke Surga
Minggu, 18 Agustus 2019
Add Comment
Renungan 18 Agustus 2019 HR SPM Diangkat ke Surga
“Berbahagialah
ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan
terlaksana” (Luk 1:45)
“Diangkat ke Surga”
Peristiwa iman “Bunda Maria diangkat
ke surga dengan badan dan jiwanya” memancarkan kehidupan umat beriman. Kata
“diangkat” menunjuk perjumpaan dialogal antara iman dan kuasa ilahi. Karena
ketaatan (iman), maka kuasa ilahi bekerja efektif. Hal ini terjadi dalam
kehidupan Bunda Maria. Karena ketaatan (iman-)nya, Bunda Maria mengalami kuasa
ilahi dalam dirinya. Bunda Maria memiliki keterbukaan utuh akan karya ilahi
padanya sehingga kuasa ilahi mengangkatnya ke dalam kehidupan ilahi. Badan di
sini sepantasnyalah dipahami sebagai ekspresi jiwa; sementara jiwa yang berpadu
dengan badan pada akhirnya menemukan kesejatiannya di dalam kesatuan dengan
Allah. Maka, pengangkatan badan dan jiwa Bunda Maria mengungkapkan pengangkatan
seluruh hidup manusia secara utuh ke dalam kehidupan ilahi. Inilah buah dari
karya keselamatan Allah dalam dan melalui Yesus Kristus.
Semua umat beriman pada akhirnya akan
mengalami apa yang Bunda Maria alami. Dalam proses pembentukan pribadi seorang
beriman, Bunda Maria menjadi idealitas. Seorang beriman berada dalam
bayang-bayang kebersatuan antara keutuhan pribadi (badan dan jiwa) dan hidup
ilahi. Tatkala keutuhan pribadi (badan dan jiwa) menyatu dengan hidup ilahi,
pengangkatan hidup manusia pun terjadi. Inilah keselamatan yang dianugerahkan
sekaligus dijanjikan kepenuhannya sebagaimana terungkap dalam syahadat iman
“Aku percaya ... kebangkitan badan, kehidupan kekal”.
Namun itu hanya terjadi tatkala
seorang pribadi beriman menerima Sabda Allah dalam hidupnya. Orang percaya akan
Sabda Allah akan menemukan peristiwa Sabda Allah dalam hidupnya (cf. Luk 1:45). Ini mengandaikan
keterbukaan dan penerimaan penuh akan Sabda Allah. Sebagaimana seorang duta,
orang beriman memposisikan diri sebagai orang yang mengutusnya. Itu berarti
bahwa seorang beriman menampakkan sungguh wajah Allah dalam kehidupan
sehari-harinya.
Maka, dapat dikatakan bahwa peristiwa
pengangkatan Bunda Maria ke surga dengan badan dan jiwanya menjadi peristiwa
kekinian. Peristiwa masa lalu Bunda Maria berada di masa depan umat beriman
sekaligus berada pada masa sekarang, konkret di sini. Seluruh kehidupan umat
beriman telah menjadi kebersamaan hidup ilahi. Bukankah demikian?
0 Response to " Diangkat ke Surga"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah