“Memertobatkan Serigala? Yang benar aza?!”
Minggu, 07 Juli 2019
Add Comment
“Pergilah,
sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (Luk
10:3)
7 Juli 2019 Hari Minggu Biasa XIV
“Memertobatkan Serigala? Yang benar aza?!”
Menarik mencermati perutusan tujuh
puluh murid. Dalam “sambutan perutusan”-Nya, Yesus mendorong para muridNya agar
meminta kepada Bapa untuk mengirim para “pekerja kebun anggur”. Saya menemukan
dua pengertian dari pesan Yesus ini. Pertama,
tujuh puluh murid itu merupakan para pekerja yang dipilih dan diutus Bapa. Kedua, mereka mengemban tugas perutusan
Yesus. Dengan lain kata, mereka dilibatkan dalam karya perutusan Yesus. Dalam
hal ini, menyusul peringatan Yesus, mereka diutus kepada serigala-serigala;
sedangkan mereka sendiri bagaikan domba yang sebenarnya santapan serigala. Lha?
Kog?
Ketujuhpuluh murid tidak sekadar
diingatkan akan tugas perutusan mereka. Mereka diberitahukan bahwa yang akan
mereka hadapi akan menghancurleburkan tidak hanya karya mereka tetapi sekaligus
juga hidup mereka sendiri. Mereka sebenarnya tidak berdaya berhadapan dengan
yang akan mereka hadapi. Mereka adalah domba-domba; sedangkan yang mereka
hadapi adalah para predator mereka: serigala! Dalam situasi seperti ini,
penting bagi ketujuhpuluh murid akan pesan awal: perutusan Bapa dan Yesus!
Mereka hanya diutus! Segala daya dan hasil perutusan menjadi milik dan
bersumber dari yang mengutus!
Dari situ saya berpikir tentang
keniscayaan karya ilahi. Adakah yang tidak mungkin bagi Bapa dan Yesus? Tidak
ada yang tidak mungkin bagi Allah! Maka, tatkala dalam diriku meragukan
ketidakberdayaan menghadapi “serigala”, tersembul keyakinan akan Allah ini.
Kalau Allah menghendaki, serigala-serigala itu takluk di hadapan domba-domba!
Bagaimana dengan usaha domba-domba
untuk menundukkan serigala-serigala?
Terpikir olehku kelemahlembutan dan
ketekunan! Kelemahlembutan begitu dominan terpancar dari penampilan
domba-domba. Hati mana yang takkan luluh tatkala disodori kelemahlembutan?
Namun haruslah diingat bahwa keterpikatan serigala bertujuan untuk memiliki dan
memangsa. Maka, penting artinya bahwa domba-domba mengarahkan pada tujuan
keberadaannya. Teramat sulit tentunya sehingga dibutuhkan ketekunan dalam hal
ini. Sejarah menunjukkan bahwa ketekunan akan membuahkan hasil. Itulah kiranya
semangat domba-domba dalam menundukkan serigala-serigala. Benarlah bahwa
serigala-serigala akan bertobat, meski tidak menjadi domba-domba, tetapi
menjadi kehilangan kebuasannya! Terpujilah Allah kini dan sepanjang masa. Amin!
0 Response to "“Memertobatkan Serigala? Yang benar aza?!”"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah