Keluarga Sebagai Jalan Kekudusan
Jumat, 03 Mei 2019
Add Comment
Surat Keluarga Mei 2019 :
Setiap keluarga mempunyai tujuan mulia membangun komunitas yang kudus. Semua anggota keluarga merindukan kekudusan sebagai cara menjalani hidup dan memberi kesaksian atas hidup yang indah yang diberikan oleh Allah kepada manusia, ketika dua pribadi, pria dan wanita disatukan dalam janji suci di hadapan Allah di dalam Gereja kudus-Nya. Allah menghendaki setiap keluarga melaksanakan kekudusan sebagai tujuan utama yang dapat menyelamatkan hidup bersama komunitas orang beriman.
Seksi Kerasulan Keluarga Paroki Harapan Indah Bekasi |
Paus Fransiskus menyampaikan melalui dokumen Gaudete et Exultate bagaimana setiap orang dipanggil menjadi kudus dalam hidup sehari-hari. Dunia modern tidak boleh menjauhkan kita dari Allah, karena kita melakukan tindakan yang tidak dikehendaki oleh Allah. Paus menyampaikan berdasar kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat.5:12: “Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.” Kalimat Tuhan Yesus ini mengingatkan kita untuk mengusahakan kekudusan dalam kesibukan hidup yang nyata di tengah keluarga dan masyarakat.
Mencapai kekudusan bukan berarti membawa kita dalam aktivitas yang terkait dengan Gereja dan hidup doa saja. Kedua hal itu menjadi dasar tindakan iman, tetapi perwujudannya haruslah melalui semua perbuatan baik yang membawa lebih banyak orang merasa dekat dengan Allah karena kehadiran kita.
Sukacita adalah dasar untuk melakukan hal-hal yang baik. Sebuah keluarga yang mau mengusahakan kekudusan, harus menciptakan suasana yang baik, nyaman, dan memungkinkan semua pembelajaran tentang kebaikan berjalan dengan enak dan lebih mudah. Orangtua dan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana nyaman, penuh kasih, gembira, dan sabar, sehingga proses Pendidikan berlangsung dengan baik dan tidak terasa dipaksakan.
Orangtua menjadi teladan melakukan perbuatan baik, melakukan tugas-tugas harian dengan gembira dan tulus serta menciptakan selera humor. Orangtua mengajarkan kepada anak-anak untuk tetap menjadi diri sendiri. Menjadi orangtua yang mempersembahkan diri adalah kunci untuk menjadi teladan kekudusan kristiani. Orangtua perlu mengamankan seluruh keluarga dari serangan pengaruh-pengaruh dan aliran-aliran sesat yang membuat anak-anak jauh dari Allah.
Beberapa aliran sesat tidak terlihat, tetapi dengan perlahan dan pasti mempengaruhi anak-anak, seperti kurang percaya pada kisah-kisah iman, karena lebih percaya pada ilmu pengetahuan ilmiah dan ilmu pasti. Jika seorang anak kehilangan imannya, makai ia hanya mau percaya pada apa yang dapat dinalar, yang dapat dipahami dengan akal, dan tidak usah percaya pada Allah yang tidak terpahami.
Sikap baik perlu diajarkan, meskipun manusia tetap mengharapkan belas kasih Allah yang melampaui usaha kita. Kita tetap perlu mengusahakan keselamatan melalui karya-karya amal, agar semakin banyak orang merasakan kebaikan Allah dalam hidupnya, terutama yang berkekurangan dan menderita. Di samping itu, kata-kata positif harus dikatakan agar budaya berkomunikasi menjadi semakin bijaksana dan bermartabat. Berbuat baik adalah cara orang menjadi suci.
Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, kita semua masing-masing dipanggil kepada kekudusan dengan nama kita sendiri. Jangan menyia-nyiakan hidup dengan kebodohan manusiawi. Pahamilah Allah sebagai sumber kerahiman dan kebijaksanaan. Melalui kesaksian kita sebagai keluarga Katolik, kita dapat memberi peneguhan bahwa Allah selalu meraja dalam hidup kita bersama. Mari menjadikan seluruh masyarakat kita menjadi komunitas umat beriman yang menempuh jalan kekudusan, supaya semakin banyak orang sadar akan panggilannya untuk berbuat baik dan memenuhi identitasnya sebagai anak-anak Allah yang terkasih.
Akhirnya, di bulan Maria ini, kita perlu menimba kesucian Bunda Maria dalam hidupnya. Menyumbangkan hidup bagi pelayanan kepada Puteranya, Yesus dan memenuhi panggilan Bapa sebagai ibu rumah tangga yang setia dan tetap beriman sampai akhir. Jalan kekudusan Maria adalah jalan Kristiani sejati yang pada hakikatnya berdasar pada ajaran Yesus Kristus bagi setiap orang beriman. “Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.” (Yak.2:17) Tuhan Yesus Yang Bangkit memberkati kita semua
Rm. Alexander Erwin MSF
0 Response to "Keluarga Sebagai Jalan Kekudusan"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah