Teladan Ketulusan dan Kepatuhan Santo Yusuf

Misa Harian Selasa 19 Maret 2019 pada masa prapaskah kali ini sedikit berbeda. Bukan dengan busana liturgi ungu, melainkan dengan busana liturgi putih, Romo Paroki, Yustinus Kesaryanto PR memimpin misa pukul 18:30. 

Hari ini, umat Katolik sedunia memperingati dan menghormati figur seorang bapak yang bukanlah seorang imam, uskup, apalagi martir, seperti para santo lainnya pada zaman dahulu kala. Walau bukan sosok pemimpin formal semasa hidupnya, ia adalah seorang ayah, pendamping, dan pelindung bagi Tuhan Yesus dan Santa Perawan Maria.

Sebagai seorang yang taat dan tekun, Santo Yusuf berniat memutuskan pertunangannya dengan Maria yang saat itu telah mengandung dari roh kudus sebelum mereka sempat menikah. 

Sehebat apapun suatu rancangan atau design, apabila pada pelaksaannya ada yang tidak menuruti rancangan tersebut, contohnya bahan yang dikorupsi atau dikurangi, bangunan tersebut tidak akan jadi atau bertahan, pasti tidak lama kemudian akan runtuh.

Merujuk pada bacaan pertama dari Perjanjian Lama, dimana Tuhan menjanjikan Daud suatu messias pada keturunannya, apabila saat itu Santo Yusuf berhasil membatalkan pertunangannya, Yesus mungkin akan lahir di keturunan lain selain Daud, maka rencana Tuhan pasti gagal. 

Namun, berkat ketaatan dan ketulusan hati Santo Yusuflah maka rencana Tuhan berhasil melahirkan dan membesarkan seorang juru selamat manusia. Tak hanya menjadi suami, Santo Yusuf pun telah menjalankan segala kewajiban seperti cacah jiwa dan perlindungan bagi Tuhan Yesus dan ibunya, walaupun tahu bahwa kehamilan tersebut terjadi di luar dan sebelum masa pernikahannya.

Teladan ketulusan dan kepatuhan inilah yang merupakan contoh baik bagi kita terhadap Tuhan dan sesama.

By Irena - Tim PARPOL  [ Partisipan Pelayan Online ] Paroki Harapan Indah Bekasi

Share this post