Pemerataan Kesejahteraan
Minggu, 29 Juli 2018
Add Comment
29 Juli 2018 HARI MINGGU BIASA XVII
“Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki" (Mk 6:11)
Pemerataan Kesejahteraan
Baik kiranya penglihatan sosiologis digunakan dalam mencermati kehidupan umat beriman (Gereja) dengan bercermin pada teks-teks Kitab Suci. Pada hari ini teks-teks Kitab Suci mencermati hubungan sosiologis umat beriman. Meskipun umum dikenali bahwa mukjizat penggandaan “makanan” dalam Injil Yohanes sebagai kehendak untuk berbagai kepada sesama, hal ini seharusnya diletakkan dalam hubungan dengan kehadiran Allah di tengah umat manusia. Paulus jelas menunjukkan keberadaan umat beriman dalam kesatuan dengan Allah dan konsekuensinya bagi pribadi dan kebersamaan umat beriman (“satu Tuhan, satu iman, satu baptisan” – Ef 4:5). Demikian pula dalam Kitab 2 Raja-Raja ditampakkan dengan jelas kesatuan itu (“... sebab beginilah firman TUHAN: orang akan makan, bahkan akan ada sisanya” – 2 Raj 4:43). Maka, mukjizat penggandaan roti tetaplah harus diletakkan pada kehadiran Tuhan di dalam kehidupan sosial umat beriman.
Kepemimpinan Allah jelas kiranya menunjukkan sikap “belaskasih” terhadap umat manusia. Tiada satu pun umat manusia yang lepas dari belaskasihNya. Semua umat manusia pastilah makan dan tentu ada sisanya. Dari sini dapat ditemukan bahwa pemerataan makanan bagi hidup manusia terjamin oleh karena kepemimpinan Allah. Umat beriman yang dipimpin oleh Allah tentunya akan memiliki “belas kasih ilahi”. Umat beriman akan selalu terdorong untuk memerhatikan “nasib” sesamanya, sebagaimana Paulus katakan, dengan kerendahan hati dan kelemahlembutan pribadi yang ditampakkan. Dengan kepemimpinan ilahi, umat beriman terus-menerus memajukan pemerataan tidak hanya soal makanan, tetapi kesejahteraan menyeluruh pribadi-pribadi dalam kebersamaan hidup.
Kepemimpin merupakan satu unsur pokok yang menentukan hidup bersama. Dalam komunio gerejawi, kepemimpinan yang berbelaskasih tentu saja menjadi tonggak kemajuan hidup bersama. Seorang pemimpin tentu tidak akan tinggal diam tatkala ada seorang warganya belum memiliki MCK. Seorang pemimpin tentunya akan mengusahakan keberadaan MCK itu dalam kebersamaan seluruh warga. Pemerataan kesejahteraan sudah selayaknya menjadi tanggung jawab seluruh umat beriman. Semoga demikian.
By Slamet Harnoto
0 Response to "Pemerataan Kesejahteraan "
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah