Rawatlah, Kuberikan Kemakmuran

17 Juni 2018 HARI MINGGU BIASA XI

“Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya" (Mrk 4:32)

Rawatlah, Kuberikan Kemakmuran

Sangat menarik memerhatikan biji-biji itu pada akhirnya tumbuh menyamai induknya. Dibandingkan dengan induknya, sebuah biji sangatlah kecil. Biji sengon, misalnya, sangat kecil dibandingkan induknya: tumbuhan sengon dewasa. Tak terperi, butuh waktu cukup lama: dari proses perkecambahan, menjadi bibit, hingga akhirnya ditanam dan menjadi tumbuhan dewasa dan memberikan hasil. Semua itu mengasyikkan, sekaligus membutuhkan ketelatenan, dan kesabaran. Jerih payah pada akhirnya melegakan.

Yesus menggambarkan Kerajaan Allah sebagai benih. Secara perlahan, namun pasti, benih itu tumbuh menyamai induknya, bahkan lebih besar atau malah mati atau mengkerut. Dalam gambaran Yesus, Kerajaan Allah merupakan proses perlahan, namun pasti, dan memberikan “hasil” berlimpah. Kerajaan Allah bagaikan benih yang tumbuh membesar dan pada akhirnya mampu memberikan naungan bagi banyak makhluk.

Umat beriman haruslah berjerih payah agar Kerajaan Allah itu tumbuh dan berkembang di dalam dirinya, di dalam keluarganya, dan di dalam masyarakatnya. Butuh proses panjang, tidaklah instan, sehingga umat beriman butuh kepasrahan dan kesabaran. Berpasrah kepada Sang Raja merupakan keharusan agar segala sesuatunya berada di dalam koridor Kerajaan. Kesabaran merupakan keharusan karena umat beriman bukanlah pemilik atau empunya Kerajaan. Yang pasti, rawatlah benih Kerajaan yang ada di hati, dan biarlah tumbuh semakin besar.

By Slamet Harnoto

Share this post