Percayalah dan Mengertilah

27 Mei 2018 HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

                                                                                                                                   

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20a)

Percayalah dan Mengertilah

Baik direnungkan fenomena yang ada di dalam kehidupan harian. Ada kecenderungan kuat orang untuk menuntut pengertian terlebih dahulu daripada memercayai. Orang mau percaya kalau sudah memahami betul apa dan bagaimana yang dipercayai. Perhatikanlah bahwa orangtua akan mengajak anak-anak untuk berjalan-jalan. Dalam perjalanan akan terjadi komunikasi dialogal. Di sana terjadi pertanyaan dari anak dan penjelasan dari orangtua. Si anak tentunya percaya terlebih dahulu baru bisa menerima apa yang telah diajarkan orangtuanya. Si anak percaya terlebih dahulu kepada orangtuanya daripada berusaha memahami yang dilakukan atau dikatakan orangtuanya.

Pada momen perpisahan, Yesus memerintahkan agar semua bangsa menjadi muridNya. Kemudian disusul dengan perintah pembaptisan dan akhirnya agar mereka diajarkan tentang segala sesuatu yang telah diperintahkan kepada para murid. Menarik untuk diperhatikan di sini bahwa menjadi murid sungguh menempati hal pertama (mungkin juga utama bagi Matius) dan membaptis dalam rumusan Allah Tritunggal Mahakudus (waktu penulisan Injil Matius tampak sudah terumuskan iman akan Allah Tritunggal). Kemuridan dan baptisan menempati urutan pertama daripada pengajaran pada perintah perpisahan Yesus dengan para murid. Orang diajak untuk menjadi murid barulah kemudian diajari berbagai hal yang telah para rasul kerjakan bersama Yesus.

Dalam hal ini baiklah para murid Tuhan jaman now untuk memerbarui iman kepercayaan akan Allah Tritunggal, barulah kemudian belajar akan segala sesuatu yang dihayati oleh Gereja. Yakinlah bahwa para murid Tuhan jaman milenial ini akan semakin memahami misteri Allah Tritunggal meskipun belum juga mampu untuk menjelaskannya pada orang lain, orang yang masih terus memertanyakan Allah Tritunggal yang diimani Gereja.

By Slamet Harnoto

Share this post