Rujak di Ruang Rapat
Senin, 15 Januari 2018
Add Comment
Ruang sakristi atas gedung Gereja St. Albertus Agung, paroki Harapan Indah, ini sudah berkali-kali saya lewati. Dari namanya saja ruang sakristi sedikit keinginan masuk kedalamnya. Lokasinya diatas dengan tangga terjal dan sempit, naik turun dibayangkan suasananya pasti super kikuk. Ini ruangan serius. Dan sungguh, klo tidak karena tim Sanctus membuat meeting di situ, cukup intip saja. Membaca grup WA Sanctus sederet nama dan posisi mereka jelas dimana posisi mereka berdiri. Karena itu, undangan untuk datang masuk dalam gedung ini saya sambut antusiasme yang setara dengan ketika saya diajak mampir kerumah prakter dokter gigi.
Kepala saya sudah dipenuhi beragam asumsi saat melangkah masuk keruang rapat Sanctus ini, satu Minggu siang, 14 Januari 2018 diruang yg dingin ber AC, meja panjang dan sederet kursi serta langkah kaki tergesa dari manusia-manusia yang berlarian mengejar dead line. Pasti ada teman baru yang belum mengenal dan teman lama kenal bisa mati dibunuh bosan. Lue lagi, lue lagi. Apalagi undangan rapat ini membuat saya agak bergidik mendengarnya: rapat redaksi
Hal berikutnya yang menarik perhatian saya adalah kombinasi wangi rujak dan baju nuansa hijau beberapa teman, membuat indra saya bingung. Rujak menyegarkan. Hijau menumbuhkan harapan. Jadi ini harus menyegarkan atau ngantuk?. Dan kebingungan itu semakin menjadi saat saya diminta bicara bagaimana Sanctus dulu terbit.
Pertemuan 15 orang dalam ruangan itu memang membahas hal yang sangat serius. Apa yang dicermati dari layar proyektor di ruang rapat terlihat cukup rumit. Disana ada daftar panjang nama wilyah yang sudah dan belum ada kontributor berita, tim promosi/iklan, rencana penerbitan edisi mendatang Sanctus reguler, edisi khusus paskah, dan buku kenangan. Dan setiap satu demi satu poin dikupas dari beberapa sisi.
Dibahas kelanjutan babak baru Sanctus kaitan panggung politik, Caleg dan iklan politiknya, rokok dan iklan obat kuat, tumpang tindih tim promosi Sanctus dengan sie.dana panitian Natal dan Paskah dll mana yang harus diputuskan segera?
Namun demikian, rapat ini jauh dari suasana kaku, bahkan terkesan sangat rileks. Rapat redaksi yang serius tapi santai.
Diakhir jalannya rapat, makan siang: sayuran dan ayam bakar makanan khas Rumah Makan Padang, suasana makan siang berlangsung menyenangkan. Ditengah kunyahan dan isapan bumbu ayam bakar meluncur serangkaian obrolan seru yang cukup penting. Tentu saja masih berhubungan dengan Sanctus.
Rapat redaksi berakhir mengejutkan saya dalam satu hari itu. Saya yakin dihari-hari mendatang, semangat mereka orang mudapun memberi kejutan berani dan berarti disetiap lembar halaman Sanctus untuk pembacanya. Jika tidak, saya akan datang lagi dimeeting redaksi. Paling tidak saya bisa belajar dari orang-orang muda di Sanctus yang luar biasa hebat. Selamat dan sukses**
By Aloy Leyn / Wil. Alfonsus
0 Response to "Rujak di Ruang Rapat"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah