Renungan 2 Juli 2017

RENUNGAN MINGGUAN 2 Juli 2017 HARI MINGGU BIASA XIII

“Barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya”  (Mat 10:42)

Mencermati Kemuridan

Adalah kasih sayang yang menjadi landasan dalam berkomunikasi dengan sesama. Tentu, dalam komunikasi antar-pribadi dibutuhkan pengenalan terhadap subjek-subjek komunikasi.

Berkomunikasi dengan bayi empat bulan tentulah berbeda dengan seorang anak yang akan memasuki jenjang sekolah menengah atas. Demikian pula akan berbeda dengan mereka yang sudah berusia lanjut. Hal ini begitu kentara tatkala kumpul keluarga pada saat liburan akhir tahun pelajaran yang sekaligus liburan lebaran.

Kasih sayang itu pulalah yang seharusnya menjadi landasan para murid Tuhan. Dia telah lebih dulu mengasihi umat manusia dengan karya penebusannya. Para murid Tuhan telah dibaptis dalam namaNya mengalami persekutuan denganNya dalam kasih sayang total, baik dalam kematian maupun dalam kehidupannya (cf. Rom 6:3-4). Oleh karenanya, para murid Tuhan:

1. Telah mengasihi dan mampu mengasihi Tuhan melebihi segala sesuatu. Para murid Tuhan melandaskan kasih sayang kepada sesama, termasuk orangtua dan anak-anak, atas dasar kasih sayang kepada Tuhan, sekalipun konsekuensi negatif sering kali para murid Tuhan terima (cf. Mat 10:37-39).

2. Mengasihi sesama sebagaimana Tuhan mengasihi. Para murid Tuhan mampu dan mau 

menempatkan sesamanya dalam situasi kondisi konkret yang ada padanya. Upah tidaklah 

menjadi ukuran, sebab Tuhan tidak memandang siapapun yang dikasihinya, sekalipun seorang nabi ataupun murid Tuhan (cf. Mat 10:41-42).

by Slamet Harnoto | Komsos

Share this post