TABLO KISAH SENGSARA YESUS
Senin, 01 Mei 2017
Kisah sengsara Yesus untuk pertama kalinya
divisualisasikan di Gereja St. Albertus Agung Paroki Harapan Indah pada hari
Jumat tanggal 14 April 2017. Sebuah harapan dan cita-cita yang sudah sekian
lama terpendam ini akhirnya dapat terwujud. Visualisasi Kisah sengsara Yesus
ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dengan tablo ini mengajak umat untuk dalam
dan mengalami kisah sengsara Yesus dari proses pengadilan hingga wafat di
salib.
Setidaknya ada beberapa tujuan dari pementasan tablo
ini yaitu memperdalam iman umat dengan merasakan kisah sengsara Yesus dan
membuat umat menyesali perbuatannya yang sudah ikut serta dalam menyalibkan
Yesus. Selain dari itu dengan pementasan tablo ini juga dapat melatih, membina
dan meningkatkan kualitas persekutuan lewat kesaksian memuji Tuhan guna
mewujudkan persatuan dan kesatuan antar umat. Dalam hal ini bakat dan talenta
umat juga dikembangkan dan ditingkatkan .
Tahap demi tahap proses persiapan pementasan tablo
ini dilalui dengan penuh perjuangan dan doa. Mulai dari tahap menyebar
informasi tentang seleksi dan audisi calon pemain melalui seluruh elemen media
komsos baik via web, sosmed an pesan berantai segenap umat. Puji Tuhan
informasi tersebut disambut baik oleh umat dan ada beberapa umat yang
terpanggil untuk terlibat baik sebagai pemain maupun sebagai tim work.
Berangkat dari situ, latihan demi latihan dan meeting demi meeting terlampaui
hingga tiba saatnya pementasan.
Puncaknya pada hari Jumat 14
April 2017 ibadat jalan salib yang diselenggarakan di halaman parkir belakang
gedung gereja. Tepat jam 08.00 WIB ibadat dimulai, Romo Kesaryanto membuka
ibadat ini dilanjutkan dengan tablo kisah sengsara Yesus sebagai ibadat jalan
salib yang terakhir dalam periode ini. Umat pun dengan penuh antusias mengikuti
rangkaian tablo ini dengan khidmat. Tidak jarang umat yang mengusap air mata
yang tanpa sadar telah menetes di pelupuk matanya. Umat terlihat lebih menjiwai
dan merasakan betapa besar pengorbanan Yesus untuk manusia. Visualisasi kisah
sengsara Yesus ini sampai pada kisah Yesus disalibkan dan akhirnya diturunkan
dan dibawa ke depan altar Gereja diikuti seluruh umat di belakangnya. Setelah
Yesus disemayamkan di depan altar Romo Kesaryanto menutup ibadat jalan salib
ini dan memberikan apresiasi yang luar biasa bagi semua pihak yang terlibat
baik langsung maupun tidak langsung terhadap berlangsungnya acara ini.
Tablo kisah sengsara Yesus ini berjudul “ PA DUKA KU” merupakan hasil produksi
bersama tim visualisasi dan tim liturgi yang terdiri dari :
·
Ketua :
Julius A
·
Sutradara : AG.
Pramono
·
Ass Sutradara 1 : Ign
Widi
·
Ass Sutradara 2 :
Heribertus WW
·
Artistik Panggung : Handi,
Wicaksono, Vitalis Bauk, Matheus Nong
·
Sound Effect : Willy
·
Kostum :
Ida Markus, Maria lestari, Ditha, Dewi
·
Sound :
Januar P
·
Tim Doa :
Lusiana, Theresia K
·
Sekretaris :
Emerita
·
Konsumsi :
Theresia Esti
PARA PEMERAN
·
Yesus : Hugo
·
Maria : Theresia
·
Veronica : Sandra
·
Simon : Lukas
·
Yusus Arimatea : Eugene
·
Pilatus : Dewa
·
Claudia : Siska
·
Orang Farisi : Andrianus, Damianus, Hotlan
·
Serdadu :
Anton, Didik, Buddi, Kiki, Steven
·
Penyamun : Sardo, Adith
·
Wanita Yerusalem : Nita ,
Indri, Lita
·
Rakyat :
Anna, Calista, Sachiko, Shela, Aan, Raden,
Semua pihak menyambut gembira pementasan tablo ini,
seperti yang dikatakan oleh Bapak Andreas Tantri dari Lingkungan Arcaius 5
bahwa Tablo ini merupakan bagian dari ibadat jadi bukan pementasan semata
sehingga segala sesuatunya harus di pahami dan kita ikuti dengan baik, Tablo
dalam hal ini sangat membantu kita untuk bisa lebih menghayati kisah sengsara
Yesus.
Bapak Bambang Sumantri dari Lingkungan FX 1 mengatakan
bahwa dengan adanya visualisasi kisah sengsara Yesus ini penghayatan kita
menjadi lebih baik dan lebih dalam. Beliau berharap tahun depan karya Tablo
yang sudah bagus ini bisa ditampilkan lagi dengan perbaikan-perbaikan agar
lebih sempurna lagi.
Tablo ini merupakan salah satu program dari Seksi
Liturgi, bapak Agus Widiatmoko sebagai Ketua Seksi Liturgi mengatakan sebagai
berikut, ada sesuatu yang unik dalam Tablo ini, semua berjalan mengalir apa
adanya tanpa setingan. Ada kejadian yang tidak terduga yaitu salib yang akan
digunakan untuk menyalibkan Yesus patah. Kejadian itu merupakan hal yang wajar
dalam sebuah resiko pementasan. Namun demikian hal tersebut dapat diatasi engan
kerjasama tim yang bagus. Antusias umat juga sangat bagus, melihat bangku
gereja di lantai satu penuh artinya ada sekitar 1000 an umat hadir dalam acara
ini.
Bagaimana kesan pesan para pemain? Sebagian besar
mereka merasa terpanggil dalam kesempatan langka ini. Biasanya mereka hanya
menjadi umat biasa atau hanya melihat dalam film saja namun kali ini mereka
berkesempatan menjadi tokoh pelaku yang mana tentu akan lebih menghayati kisah
sengsara Yesus dengan lebih baik lagi.
by Hery WW