SOSIALISASI KADERISASI PELAYAN PASTORAL
Senin, 01 Mei 2017
Pada Sabtu, 11 Februari 2017 setelah misa kedua diadakan sosialisasi kaderisasi pelayanan Pastoral di aula. Hadir dalam kesempatan tersebut Romo Kepala Paroki Romo Yustinus Kesaryanto Pr, Romo Antonius Pramono Wahyu Nugroho Pr. Bapak
Petrus Danan Widharsana, para Koordinator Wilayah, para Ketua Lingkungan, dan para calon peserta kaderisasi. Tercatat 82 orang yang hadir dalam pertemuan malam itu.
Pertemuan dibuka dengan lagu "YESUS KEKASIH JIWAKU” dilanjutkan sambutan oleh Romo Antonius Pramono Pr. Dalam sambutannya, Romo mengatakan ada anggapan bahwa mencari pemimpin itu susah. Apakah benar? Para peserta kemudian mencoba menelaah anggapan tersebut dengan didampingi para nara sumber, untuk kemudiannya diharapkan akan terjadi proses pembelajaran di antara para peserta dan saling melengkapi. Romo juga sangat mengharapkan akan semakin banyak orang yang
terlibat dalam karya Gereja terutama kaum muda.
Pada kesempatan itu Bapak Petrus Danan Widharsana, salah seorang nara sumber yang hadir dalam acara sosialisasi tersebut menjelaskan latar belakang diadakannya KADERISASI PELAYANAN PASTORAL. Beliau mengatakan bahwa Gereja Keuskupan Agung Jakarta sebagai persekutuan dan gerakan umat Allah bercita-cita menjadi pembawa sukacita Injil dengan mewujudkan Kerajaan Allah yang Maha Rahim dan mengamalkan Pancasila demi keselamatan manusia dan keutuhan ciptaan. Untuk mewujudkan cita-cita suci tersebut diperlukan karya pewartaan gereja yang terus berjalan sepanjang zaman.
Hal ini dirasakan semakin mendesak, mengingat arus sekularisasi yang dahsyat yang bisa menggoyahkan iman kita. Bapak Uskup KAJ, Mgr. Ignatius Suharyo dalam pengantar ARDAS KAJ 2016-2020 mengatakan: “Gereja mewartakan Injil dalam arus sekularisasi yang dahsyat ........ Secara sederhana sekularisasi dapat dirumuskan sebagai perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang disebabkan oleh modernisasi dan rasionalisasi. Salah satu akibatnya, Allah dipersoalkan: kalau manusia dapat merancang masa depannya sendiri, mengapa harus percaya kepada Allah? Dengan kata lain sekularisasi memunculkan masalah Allah dan akibatnya Allah semakin dipinggirkan.”
Gejala-gejala yang muncul akibat Sekularisasi antara lain Nampak dalam :
1. Gaya hidup konsumtif dan hedonis yang mengakibatkan perilaku koruptif
2. Penyelesaian pragmatis dalam hidup berkeluarga
3. Dominasi uang dalam semua segi kehidupan
4. Spiritualitas tetapi tidak religious, misalnya klenik, New Age
5. Ibadat hanya sebagai ritual keagamaan dan bukan sebagai ungkapan iman
6. Fundamentalisme yang menyerang iman Katolik
7. Media digital dan internet yang eksploratif
Semua ini dapat menggangu perkembangan iman umat dan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan sesamanya. Dalam penjelasannya, Bapak Petrus Danan banyak memberikan contoh melalui gambar, video, serta lagu-lagu yang sesuai dengan pokok permasalahan. Beliau juga memaparkan bahwa umat di masa ini menghadapi situasi sulit dengan data yang memperlihatkan :
1. Banyaknya kawin cerai
2. Kumpul kebo dan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender)
3. Pelacuran
4. Perselingkuhan
5. Poligami
6. Aborsi
7. Kawin campur
8. Yang semuanya bermuara kepada EGOISME manusia
Di tengah tantangan zaman yang semakin sulit dan kompleks itulah gereja dituntut untuk terus memperbaharui imannya agar tidak tergerus oleh arus dunia. Melalui tata pelayanan pastoral-evangelisasi yang sinergis, dialogis, partisipatif dan transformatif, diharapkan terbangun IMAN YANG TANGGUH sehingga kualitas iman umat, khususnya para pelayan pastoral serta kader awam tetap kokoh dan memiliki semangat berkatekese dan berliturgi yang hidup dan memerdekakan. Ini salah satu tujuan yang termaktub dalam ARDAS KAJ 2016-2020.
Dalam rangka mewujudkan Rencana Strategis ARDAS KAJ 2016 - 2020 itulah umat Paroki Harapan Indah Bekasi Keuskupan Agung Jakarta berupaya meningkatkan tata pelayanan pastoral-evangelisasi dengan menyelenggarakan Kaderisasi Pelayan Pastoral yang bertujuan membangun IMAN YANG TANGGUH dengan sasaran prioritas meningkatkan kualitas pelayan pastoral dan kader awam di paroki. Program ini merupakan tindak lanjut dari Kaderisasi Pelayan Pastoral Tingkat Keuskupan yang dilaksanakan dari tanggal 9 April sampai 21 Agustus 2016 di Wisma Samadi Klender oleh Komisi Kateketik KAJ. Dalam kaderisasi tersebut Paroki Albertus Harapan Indah mengirimkan dua orang wakilnya, yakni Albertus Simamora dan Stefanus Hertanto. Mereka berdua diharapkan dapat menularkan dan atau mengader para aktivis lingkungan.
Sesuai dengan Renstra KAJ 2016-2020, target yang hendak dicapai dari Kaderisasi Pelayan Pastoral tingkat paroki ini adalah terdapatnya minimal satu orang katekis/pembina BIA atau BIR, satu orang Liturgos dan satu orang Prodiakon yang kompeten, kreatif dan berkomitmen di setiap lingkungan. Garis besar dari program kaderisasi ini adalah sebagai berikut:
Tujuan kaderisasi ini adalah membentuk kader-kader Pelayan Pastoral Lingkungan, yang kompeten, kreatif dan berkomitmen, dan pada gilirannya aktif meneguhkan dan meningkatkan iman umat di lingkungan mereka dengan sasaran prioritas: Meningkatkan kualitas iman pelayan pastoral lingkungan.
Adapun materi yang akan diberikan selama kaderisasi yang dimulai pada Rabu, 8 Maret 2017 mulai pukul 19.30 – 21.30 adalah :
1. Beriman
2. Berdoa dan Beribadat
3. Menggereja
4. Memasyarakat
Dengan para nara sumber yaitu Romo Yustinus Kesaryanto Pr, Romo Antonius Pramono Wahyu Nugroho Pr, Romo Rudy Hartono Pr, Romo Purbo Tamtomo Pr, Romo Andang SJ, Bapak Petrus Danan Widharsana, Bapak Ernest Maryanto, Bapak Albertus Simamora, Bapak Stefanus Hertanto, serta Team Komkat KAJ.
Pertemuan sosialisasi ini diakhiri dengan sambutan dari Romo Kepala Paroki, Romo Yustinus Kesaryanto Pr yang mengharapkan kegiatan ini dapat diikuti dengan baik, semakin banyak yang terlibat, sehingga tercipta motor penggerak seluruh kegiatan pelayanan di Paroki Harapan Indah. Setiap Ketua Lingkungan wajib ikut beserta aktivisnya. Doa penutup dan berkat menghantar para peserta sosialisasi kaderisasi ini ke rumah masing-masing.
by Theo Hari