Minggu Biasa XXVII
Minggu, 02 Oktober 2016
Add Comment
"Renungan 2 Oktober 2016 "Minggu Biasa XXVII"
"Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi
saja,
kamu dapat berkata kepada
pohon ara ini:
Terbantunlah engkau dan
tertanamlah di dalam laut,
dan ia akan taat kepadamu" [Luk 17:6]
Sawi Jepang
Adakah yang belum tahu “sawi Jepang“?
Sebelum menanamnya saya tidak tahu. Awalnya kakak memiliki biji sayuran. Salah
satu diantaranya, dalam bungkusnya tertulis “sawi Jepang”. Setelah beberapa
bulan biji hitam lembut itu menjadi tanaman setinggi satu meter lebih dan telah
memberikan bebijian baru. Sangat menarik memerhatikannya, apalagi terkait
dengan gambaran yang diberikan Yesus kepada para muridNya. Terasa begitu nyata!
Biji sawi itu sebesar kutu beras. Saat
tumbuh daunnya dapat dijadikan sayuran yang bisa dicampur dengan mie ayam,
kesukaanku. Begitu semakin tinggi orang tidak tertarik untuk memetik
dedaunannya. Semakin lama, semakin mengeluarkan bunga dan biji beninya.
Pertumbuhan tanaman sawi Jepang memberikan inspirasi iman bagiku:
Pertama, bagaikan tanaman sawi Jepang, iman mengalami
pertumbuhan, bukan tiba-tiba matang dan dewasa. Dalam komunikasi dengan Allah,
iman mengalami proses dan proses ini sungguh mendewasakan. Dari sebesar kutu
beras, tanaman sawi tumbuh menjadi besar. Demikian pula iman, dari sekadar
mengikuti pemberitahuan orang lain, berkembang, karena proses resapan batin,
menjadi matang.
Kedua, bagaikan
tanaman sawi Jepang, iman memberikan kenikmatan hidup bagi umat manusia. Mie
ayam menjadi terasa nikmat karena ada daun sesawi. Iman mampu memberikan
kenikmatan bagi kehidupan manusia: yang hambar menjadi nikmat karena iman.
Ketiga, bagaikan tanaman sawi Jepang yang
memberikan biji benihnya agar hidup berkelanjutan, demikian pun iman menjadi
daya ilahi yang memberikan hidup terus berkelanjutan. Saya tidak perlu membeli
biji sesawi lagi karena sudah ada tanaman sawi yang memberikan bijinya. Iman
yang tumbuh dan berkembang akan mampu memberikan daya hidupnya pada hidup umat
manusia. Iman tak lekang digerus waktu.
Keempat, bagaikan tanaman sawi Jepang, iman
merupakan anugerah semata. Iman bukan hasil usaha atau prestasi dalam hidup
umat manusia. Biji sawi itu tidak sekadar aku terima dari kakak, tetapi sungguh
kasih Allah yang mewujud dalam ciptaanNya yang disebut atau diberi nama sawi
Jepang. Iman merupakan kasih Allah yang memampukan umat manusia berkomunikasi
dengan Allah, menanggapinya dengan sepenuh hati.
0 Response to "Minggu Biasa XXVII"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah