Hari Rabu Abu, Pantang Dan Puasa
Rabu, 10 Februari 2016
Add Comment
Renungan 10 Februari 2016 "Hari Rabu Abu, Pantang Dan Puasa"
“Tetapi apabila engkau
berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya ... dilihat ... hanya
oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu”
(Mat 6:17-18)
“Tetap Ramah dan Kembangkan Senyuman”
Rasanya sulit menutupi rasa
benci atau tidak suka terhadap orang lain tatkala berjumpa dengannya. Namun apa
boleh buat, aku harus selalu ramah dan tersenyum pada semua orang dalam
melayani mereka sebagai pembeli. Ya ... Tidak jarang aku harus menggantikan
kedua orangtuaku menjaga dan berjualan di warung bagian depan rumah kami. Aku
harus tetap ramah dan tersenyum agar mereka tidak kapok membeli barang dagangan
kedua orangtuaku. "Demi jualan", sering aku berpikir.
Lama
kelamaan aku berusaha untuk mengembangkan bahwa mereka yang datang untuk
membeli barang dagangan kedua orangtuaku adalah Allah yang hendak memberikam
rahmatNya, konkretnya uang bagi hidup kami bertiga. Mereka bukanlah raja seperti
pemahaman umum tentang pembeli. Mereka adalah Allah yang tidak sekadar memberi
uang, tetapi sungguh rahmat. Sebab, peristiwa jual beli di warung sederhana
kami merupakan perjumpaan komunikasi antar-individu yang (seharusnya) sungguh
membawa rahmat.
Hal
sederhana setiap hari itu memberikan inspirasi yang menantangku untuk lebih
tajam merefleksikan tentang puasa atau berpuasa. Seperti peristiwa jual-beli,
berpuasa bukanlah pertama-tama mengejar "upah", karena Bapa
sebenarnya senantiasa melimpahkan rahmatNya. Berpuasa tidak sekadar
mengendalikan emosi, yang tentu saja ekspresi: muram, marah, sinis, dan
sebagainya. Berpuasa merupakan peristiwa perjumpaan dengan Bapa yang (akan)
melimpahkan rahmatNya. Aku menemukan bahwa saat-saat itu merupakan saat yang tak
tergambarkan bahagianya, yang tentu saja menampilkan ekspresinya pada wajah,
tutur kata, dan sikap terhadap orang lain. Maka, keramahan dan senyum yang
tersungging sungguh keluar dari kebahagiaan batin karena rahmat berlimpah dari
Bapa.
BY Slamet Harnoto | Tim Komsos
0 Response to "Hari Rabu Abu, Pantang Dan Puasa"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah