NASI HIDUP
Minggu, 09 Agustus 2015
Add Comment
Renungan 9 Agustus 2015 Hari
Minggu Biasa XX
“NASI HIDUP”
(Yoh 6:48)
Masa puasa merupakan kesempatan bagi
umat beriman untuk olah rasa dan olah budi. Namun demikian, olah rasa dan olah
budi sebenarnya tidak dibatasi selama masa puasa. Setiap hari pun umat beriman
dapat berolah rasa dan berolah budi. Akan tetapi, masa puasa merupakan saat
yang baik untuk menyadari arti penting “makan dan minum yang sehat”. Orang
tidak sekadar “asal makan dan minum untuk hidup dan beraktivitas. Makanan dan
minuman yang sehat dan cukup sungguh penting bagi hidup.
Umat beriman sebenarnya ditantang
untuk menyadari “Nasi hidup”. “Nasi hidup” ini sungguh-sungguh makanan yang
sehat dan tidak sekadar cukup untuk hidup dan beraktivitas, tapi memberikan
rahmat hidup kekal. Umat beriman ditantang untuk menyantap “nasi hidup” itu.
Yesuslah “Nasi hidup” itu. HidupNya
diserahkan kepada umat manusia agar umat manusia mengalami hidup ilahi.
Kebersamaan dengan Allah sungguh terjadi dalam kefanaan hidup manusia.
“Menyantap Nasi Hidup” berarti “mengunyah” dan “menelan” agar mampu diserap
oleh tubuh. “Mengunyah” berarti melumat hingga lembut agar dapat ditelan.
“Melumat” menunjuk pada hidup ilahi, yang sering tampak bertentangan dengan
kondisi real hidup manusia, harus diselaraskan dengan keadaan konkret. System
pencernaan tubuh tidak mampu menerima makanan keras; demikian pun dengan
realitas yang tidak mampu menerima keilahian secara utuh.
“Menelan” menunjuk pada proses
masuknya makanan ke dalam tubuh. “Nasi hidup” ditelan dalam kehidupan manusia.
Keilahian meresapi hidup manusia. Tatkala umat manusia menyadari nilai/martabat
hidup pribadi manusia, dan memerjuangkan sungguh, keilahian tampak telah
meresap ke dalam hidup manusia. Tatkala umat manusia memprioritaskan lingkungan
hidup, keilahian menampakkan dirinya, karena sejak penciptaan segala sesuatu
diciptakan sungguh baik adanya, dan manusia diberi kepercayaan untuk
mengelolanya demi hidup manusia sendiri.
By Slamet Harnoto
0 Response to "NASI HIDUP"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah