Menjadi Putera-Puteri Allah
Kamis, 22 Januari 2015
Add Comment
Menjadi Putera-Puteri Allah (Markus 3:7-12)
Gelar 'Putera Allah' sangat lazim digunakan oleh masyarakat Yahudi untuk menyebut 'orang-orang yang dekat dengan Allah'. Akan tetapi gelar "Putera Allah" yang ditujukan kepada Yesus jauh melampaui pemahaman umum orang-orang Yahudi waktu itu. Memang dikatakan dalam injil Markus bahwa roh-roh jahat yang melihat Dia jatuh tersungkur dan berteriak kepadaNya, "Engkaulah Putera Allah." Namun Ia melarangnya untuk memberitahukan siapakah Dia sesungguhnya.
Ada dua alasan utama dari larangan Yesus tersebut. Yang pertama, Yesus sedang berada dalam proses untuk menjelaskan apa makna "Putera Allah" di dalam diriNya yang akan membuat para murid dan orang di sekitarnya menjadi terkejut dan 'shok' karena berpuncak pada tragedi salib. Dan yang kedua, gelar Putera Allah tersebut bisa membuat orang-orang Yahudi pada saat itu salah mengerti tentang Yesus, pewartaanNya dan seluruh karya keselamatanNya.
Seperti Yesus, kita semua sudah dibaptis dan dilantik menjadi anak-anak Allah. Yesus adalah Putera Bapa yang sulung dan kita adalah Putera-PuteriNya melalui baptisan dan dalam pengakuan iman. Karena itu marilah seperti Yesus, kita tidak mengagungkan gelar keputraan kita, melainkan terus menjadi Putera-Puteri Allah yang mau melakukan segala kehendak Bapa di Surga.
Apakah sampai saat ini anda masih merasa diri sebagai Putera Allah? Jika 'ya', sudahkah anda menjalankan hukum kasihNya dengan komitmen dan kesetiaan? (Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama seperti kepada dirimu sendiri).
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD
Gelar 'Putera Allah' sangat lazim digunakan oleh masyarakat Yahudi untuk menyebut 'orang-orang yang dekat dengan Allah'. Akan tetapi gelar "Putera Allah" yang ditujukan kepada Yesus jauh melampaui pemahaman umum orang-orang Yahudi waktu itu. Memang dikatakan dalam injil Markus bahwa roh-roh jahat yang melihat Dia jatuh tersungkur dan berteriak kepadaNya, "Engkaulah Putera Allah." Namun Ia melarangnya untuk memberitahukan siapakah Dia sesungguhnya.
Ada dua alasan utama dari larangan Yesus tersebut. Yang pertama, Yesus sedang berada dalam proses untuk menjelaskan apa makna "Putera Allah" di dalam diriNya yang akan membuat para murid dan orang di sekitarnya menjadi terkejut dan 'shok' karena berpuncak pada tragedi salib. Dan yang kedua, gelar Putera Allah tersebut bisa membuat orang-orang Yahudi pada saat itu salah mengerti tentang Yesus, pewartaanNya dan seluruh karya keselamatanNya.
Seperti Yesus, kita semua sudah dibaptis dan dilantik menjadi anak-anak Allah. Yesus adalah Putera Bapa yang sulung dan kita adalah Putera-PuteriNya melalui baptisan dan dalam pengakuan iman. Karena itu marilah seperti Yesus, kita tidak mengagungkan gelar keputraan kita, melainkan terus menjadi Putera-Puteri Allah yang mau melakukan segala kehendak Bapa di Surga.
Apakah sampai saat ini anda masih merasa diri sebagai Putera Allah? Jika 'ya', sudahkah anda menjalankan hukum kasihNya dengan komitmen dan kesetiaan? (Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama seperti kepada dirimu sendiri).
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD
0 Response to "Menjadi Putera-Puteri Allah"
Posting Komentar
Mohon berkomentar secara bijaksana, bersudut pandang positif dan menyertakan identitas di akhir komentar (walaupun fasilitas komentar tanpa nama). Satu lagi mohon tidak meninggalkan komentar spam !
Terima Kasih | Tim KOMSOS St. Albertus Agung Kota Harapan Indah