Tanggungjawab Terhadap Iman
Rabu, 19 November 2014
Tanggungjawab Terhadap Iman (Lukas 19:11-28)
Perumpamaan tentang Mina adalah kritik terhadap orang yang memandang Allah sebagai sosok penuntut! Bahwa Kerajaan Surga itu sama dengan Kerajaan perintah dan larangan. Harus melakukan ini dan itu, mesti begini dan begitu. Akibatnya orang hidup dalam ketakutan sebagaimana tampak dalam kata-kata hamba yang tidak menjalankan mina atau uang tuannya itu.
Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga itu bukanlah kerajaan perintah. Kita semua pendengarNya diundang untuk memiliki keberanian dan keuletan serta jiwa seorang pedagang. Pedagang yang menyembunyikan hartanya dan membungkus dalam sapu tangan tanpa pernah memakainya akan sama sekali tidak berguna. Sikap hamba ketiga yang menyembunyikan mina sama sekali tidak bertanggungjawab.
Mina yang dimaksud Tuhan di sini adalah IMAN yang telah dianugerahkan oleh Allah. Dan kita semua dipanggil untuk mengembangkan iman kita secara bertanggungjawab. Iman itu dapat dibandingkan dengan uang yang harus didagangkan. Sebab siapa yang berani mengambil resiko dan ulet dalam mengembangkan imannya akan menjadi makin kaya.
Dengan kata lain orang yang kaya iman, akan makin diperkaya dalam iman. Sedangkan orang yang tidak menjalankan mina adalah orang yang mengira bahwa Kerajaan Surga itu sama dengan menaati perintah dan larangan. Sehingga mereka menyembunyikan imannya di dalam sapu tangan. Mereka malas, jahat dan tidak menghasilkan apa-apa. Lebih baik iman itu diambil dari padanya dan diberikan kepada orang yang telah memilikinya. Dan biarlah ia tinggal di dalam kegelapan.
Kita semua punya iman, tetapi dalam tingkatan yang berbeda. Namun Tuhan meminta kita untuk menimba pengetahuan iman dan terus membagi warta keselamatan Allah di tengah sesama. Apakah selama ini anda sudah melakukannya?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Antonio Ebo Resi, SVD
Perumpamaan tentang Mina adalah kritik terhadap orang yang memandang Allah sebagai sosok penuntut! Bahwa Kerajaan Surga itu sama dengan Kerajaan perintah dan larangan. Harus melakukan ini dan itu, mesti begini dan begitu. Akibatnya orang hidup dalam ketakutan sebagaimana tampak dalam kata-kata hamba yang tidak menjalankan mina atau uang tuannya itu.
Yesus menegaskan bahwa Kerajaan Surga itu bukanlah kerajaan perintah. Kita semua pendengarNya diundang untuk memiliki keberanian dan keuletan serta jiwa seorang pedagang. Pedagang yang menyembunyikan hartanya dan membungkus dalam sapu tangan tanpa pernah memakainya akan sama sekali tidak berguna. Sikap hamba ketiga yang menyembunyikan mina sama sekali tidak bertanggungjawab.
Mina yang dimaksud Tuhan di sini adalah IMAN yang telah dianugerahkan oleh Allah. Dan kita semua dipanggil untuk mengembangkan iman kita secara bertanggungjawab. Iman itu dapat dibandingkan dengan uang yang harus didagangkan. Sebab siapa yang berani mengambil resiko dan ulet dalam mengembangkan imannya akan menjadi makin kaya.
Dengan kata lain orang yang kaya iman, akan makin diperkaya dalam iman. Sedangkan orang yang tidak menjalankan mina adalah orang yang mengira bahwa Kerajaan Surga itu sama dengan menaati perintah dan larangan. Sehingga mereka menyembunyikan imannya di dalam sapu tangan. Mereka malas, jahat dan tidak menghasilkan apa-apa. Lebih baik iman itu diambil dari padanya dan diberikan kepada orang yang telah memilikinya. Dan biarlah ia tinggal di dalam kegelapan.
Kita semua punya iman, tetapi dalam tingkatan yang berbeda. Namun Tuhan meminta kita untuk menimba pengetahuan iman dan terus membagi warta keselamatan Allah di tengah sesama. Apakah selama ini anda sudah melakukannya?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Antonio Ebo Resi, SVD