Tahu Bersyukur
Rabu, 12 November 2014
Tahu Bersyukur (Lukas 17: 11-19)
Pada perayaan Ekaristi, sering kita mendengar intensi dengan ucapan syukur atas terkabulnya Novena Tiga Salam Maria; syukur atas keberhasilan dalam usaha; syukur atas pertolongan Tuhan dalam menyelesaikan skripsi; syukur atas selamat dari bahaya maut dan lain-lain. Semuanya ini merupakan tanda syukur dan ucapan terima kasih yang wajar dan sangat berkenan pada Tuhan. Bacaan suci hari ini berkisah tentang seorang Samaria yang datang menyembah Yesus dan mengucap syukur setelah disembuhkan dari penyakit kusta. Dan rupanya Yesus sangat mengharapkan supaya siapa pun yang ditolong Allah mampu kembali bersujud dan memuliakanNya.
Kita semua selalu dapat mengalami berkat dan kebaikan Tuhan. Di saat kita terdesak dan tertekan, Tuhan dapat menjadi satu-satunya andalan dan pertolongan yang ampuh. Akan tetapi di saat kita mengalami kegembiraan dan sukacita, Tuhan cenderung dilupakan. Hanyutnya seseorang dalam kegembiraan, bisa membuat orang lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Padahal Tuhan adalah sumber dari berkat yang dia terima.
Karena itu marilah berjuang untuk tahu bersyukur dan berterima kasih di bawah kaki Tuhan setelah kita menerima berkatNya. Kita harus sadar bahwa seluruh hidup dengan sukses dan gagal, gembira maupun sedih; kesemuanya itu tetap berada dalam penyelenggaraan kasih Tuhan. St.Yosafat yang kita peringati hari ini adalah seorang Uskup yang berjuang demi persatuan Gereja Kristus di kota Witebesk, namun dibunuh. Darah Sang Martir ini membuat banyak orang bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.
Hari ini, marilah kita bertanya dalam hati, apakah saya masih setia kepada Tuhan ataukah lebih sering meninggalkan Tuhan, apalagi di saat saya mengalami kejayaan dan kebahagiaan? Jikalau anda tetap ingat sama Tuhan, apa tanda syukurmu yang dapat anda berikan?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton Ebo Resi, SVD
Pada perayaan Ekaristi, sering kita mendengar intensi dengan ucapan syukur atas terkabulnya Novena Tiga Salam Maria; syukur atas keberhasilan dalam usaha; syukur atas pertolongan Tuhan dalam menyelesaikan skripsi; syukur atas selamat dari bahaya maut dan lain-lain. Semuanya ini merupakan tanda syukur dan ucapan terima kasih yang wajar dan sangat berkenan pada Tuhan. Bacaan suci hari ini berkisah tentang seorang Samaria yang datang menyembah Yesus dan mengucap syukur setelah disembuhkan dari penyakit kusta. Dan rupanya Yesus sangat mengharapkan supaya siapa pun yang ditolong Allah mampu kembali bersujud dan memuliakanNya.
Kita semua selalu dapat mengalami berkat dan kebaikan Tuhan. Di saat kita terdesak dan tertekan, Tuhan dapat menjadi satu-satunya andalan dan pertolongan yang ampuh. Akan tetapi di saat kita mengalami kegembiraan dan sukacita, Tuhan cenderung dilupakan. Hanyutnya seseorang dalam kegembiraan, bisa membuat orang lupa bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan. Padahal Tuhan adalah sumber dari berkat yang dia terima.
Karena itu marilah berjuang untuk tahu bersyukur dan berterima kasih di bawah kaki Tuhan setelah kita menerima berkatNya. Kita harus sadar bahwa seluruh hidup dengan sukses dan gagal, gembira maupun sedih; kesemuanya itu tetap berada dalam penyelenggaraan kasih Tuhan. St.Yosafat yang kita peringati hari ini adalah seorang Uskup yang berjuang demi persatuan Gereja Kristus di kota Witebesk, namun dibunuh. Darah Sang Martir ini membuat banyak orang bertobat dan kembali ke pangkuan Gereja.
Hari ini, marilah kita bertanya dalam hati, apakah saya masih setia kepada Tuhan ataukah lebih sering meninggalkan Tuhan, apalagi di saat saya mengalami kejayaan dan kebahagiaan? Jikalau anda tetap ingat sama Tuhan, apa tanda syukurmu yang dapat anda berikan?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton Ebo Resi, SVD