Persembahan Hati
Senin, 24 November 2014
Persembahan Hati (Lukas 21:1-4)
Setiap Minggu kita diundang untuk memberi kolekte. Tujuan kolekte itu adalah demi kesejahteraan manusia dan kemuliaan Allah. Sebenarnya ketika seseorang memberi kolekte atau pun bahan persembahan, yang ada dipikiran dan hati adalah: "Semuanya Kupersembahkan Untuk Tuhan, "tanpa perlu melihat penerima fisik-nya: yaitu pastor paroki, dewan dan lain-lain.
Nah, ketika orang sampai pada pandangan tersebut, maka pasti dia akan mempersiapkan untuk Tuhan sebuah persembahan yang sempurna. Misalkan: meski hanya memiliki seribu rupiah, seseorang memberinya dalam keadaan rapih, tanpa 'dikucak-kucak' karena dia sadar bahwa setiap persembahan adalah lambang pemberian diri kepada Allah.
Janda miskin dalam injil hari ini, mempersembahkan hanya dua peser yang adalah seluruh nafkahnya. Karena dia tahu bahwa untuk Tuhan, haruslah yang sempurna. Bahkan ia memberi yang terbaik untuk Tuhan, bukan karena paksaan, melainkan soal 'Hati Yang Mau Memberi!"
Setiap hari kita mungkin memberi sesuatu kepada orang lain. Tidak hanya di gereja dalam bentuk kolekte, melainkan juga di dalam aktivitas harian kita. Jikalau kita percaya bahwa Allah hadir dalam diri sesama dan semua yang kita beri adalah untuk kemuliaan Tuhan, maka pemberian kita tidak sia-sia dan sesuai dengan sabda Tuhan hari ini. Sebab yang terpenting adalah bagaimana sikap hati kita dibalik pemberian-pemberian itu. Selamat menentukan sikap!
Salam Dalam Sang Sabda.
Rm. Anton Ebo Resi, SVD
Setiap Minggu kita diundang untuk memberi kolekte. Tujuan kolekte itu adalah demi kesejahteraan manusia dan kemuliaan Allah. Sebenarnya ketika seseorang memberi kolekte atau pun bahan persembahan, yang ada dipikiran dan hati adalah: "Semuanya Kupersembahkan Untuk Tuhan, "tanpa perlu melihat penerima fisik-nya: yaitu pastor paroki, dewan dan lain-lain.
Nah, ketika orang sampai pada pandangan tersebut, maka pasti dia akan mempersiapkan untuk Tuhan sebuah persembahan yang sempurna. Misalkan: meski hanya memiliki seribu rupiah, seseorang memberinya dalam keadaan rapih, tanpa 'dikucak-kucak' karena dia sadar bahwa setiap persembahan adalah lambang pemberian diri kepada Allah.
Janda miskin dalam injil hari ini, mempersembahkan hanya dua peser yang adalah seluruh nafkahnya. Karena dia tahu bahwa untuk Tuhan, haruslah yang sempurna. Bahkan ia memberi yang terbaik untuk Tuhan, bukan karena paksaan, melainkan soal 'Hati Yang Mau Memberi!"
Setiap hari kita mungkin memberi sesuatu kepada orang lain. Tidak hanya di gereja dalam bentuk kolekte, melainkan juga di dalam aktivitas harian kita. Jikalau kita percaya bahwa Allah hadir dalam diri sesama dan semua yang kita beri adalah untuk kemuliaan Tuhan, maka pemberian kita tidak sia-sia dan sesuai dengan sabda Tuhan hari ini. Sebab yang terpenting adalah bagaimana sikap hati kita dibalik pemberian-pemberian itu. Selamat menentukan sikap!
Salam Dalam Sang Sabda.
Rm. Anton Ebo Resi, SVD