Pelayan Yang Sejati
Selasa, 11 November 2014
Pelayan Yang Sejati (Lukas 17:7-10)
Pada umumnya setiap orang akan merasa senang bila dipuji. Pujian membuat seseorang merasa dihargai dan diterima. Seorang istri akan senang bila masakan specialnya dipuji oleh sang suami. Seorang anak akan merasa gembira ketika prestasi belajarnya dipuji oleh kedua orangtuanya dengan mengatakan: "Anakku kamu memang pintar! Lalu seorang guru akan merasa sangat bangga bila anak didiknya masih ingat kepadanya. Atau juga seorang bawahan akan sangat bersemangat dalam bekerja ketika mendapatkan pujian dari bosnya.
Pujian memang selalu menyenangkan dan membuat 'hidup jadi lebih hidup' seperti kata semboyan rokok "Star Mild." Akan tetapi pujian tetaplah sebuah kata atau kalimat penyemangat saja dalam bekerja. Sebab pada prinsipnya pujian bukanlah sebuah landasan yang tepat untuk bekerja.
Landasan bekerja yang tepat menurut Yesus adalah ketika seseorang memiliki 'semangat dan hati seorang hamba' yang mau taat dan setia pada Allah. Taat berarti siap melakukan segala sesuatu yang dikehendakiNya. Dan setia berarti melakukan apa yang terbaik sesuai dengan rencana Allah tanpa pernah putus dan menuntut balasan.
Sebagaimana St. Martinus dari Tours yang dipestakan oleh Gereja hari ini, kita semua dipanggil untuk melakukan segala sesuatu yang dikehendaki Allah. Kita diundang untuk menjadi pelayan sejati dengan berprinsip bahwa segala keberhasilan karya pelayanan kita adalah semata-mata berkat karya Allah.
Jadi, bila hasil kerja kita hebat dan luar biasa, kita tidak perlu berteriak-teriak bahwa itu adalah hasil pekerjaan kita. Tetapi bersama Yesus, kita hendaknya berani mengatakan bahwa: 'kami ini adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan'.
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Antonius Ebo Resi, SVD
Pada umumnya setiap orang akan merasa senang bila dipuji. Pujian membuat seseorang merasa dihargai dan diterima. Seorang istri akan senang bila masakan specialnya dipuji oleh sang suami. Seorang anak akan merasa gembira ketika prestasi belajarnya dipuji oleh kedua orangtuanya dengan mengatakan: "Anakku kamu memang pintar! Lalu seorang guru akan merasa sangat bangga bila anak didiknya masih ingat kepadanya. Atau juga seorang bawahan akan sangat bersemangat dalam bekerja ketika mendapatkan pujian dari bosnya.
Pujian memang selalu menyenangkan dan membuat 'hidup jadi lebih hidup' seperti kata semboyan rokok "Star Mild." Akan tetapi pujian tetaplah sebuah kata atau kalimat penyemangat saja dalam bekerja. Sebab pada prinsipnya pujian bukanlah sebuah landasan yang tepat untuk bekerja.
Landasan bekerja yang tepat menurut Yesus adalah ketika seseorang memiliki 'semangat dan hati seorang hamba' yang mau taat dan setia pada Allah. Taat berarti siap melakukan segala sesuatu yang dikehendakiNya. Dan setia berarti melakukan apa yang terbaik sesuai dengan rencana Allah tanpa pernah putus dan menuntut balasan.
Sebagaimana St. Martinus dari Tours yang dipestakan oleh Gereja hari ini, kita semua dipanggil untuk melakukan segala sesuatu yang dikehendaki Allah. Kita diundang untuk menjadi pelayan sejati dengan berprinsip bahwa segala keberhasilan karya pelayanan kita adalah semata-mata berkat karya Allah.
Jadi, bila hasil kerja kita hebat dan luar biasa, kita tidak perlu berteriak-teriak bahwa itu adalah hasil pekerjaan kita. Tetapi bersama Yesus, kita hendaknya berani mengatakan bahwa: 'kami ini adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan'.
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Antonius Ebo Resi, SVD