Memilih Tuhan atau Mamon
Sabtu, 08 November 2014
"Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima dalam kemah abadi." (Ay.9)
Mungkin sekali kalimat ini dapat saya rumuskan secara lain: Jalinlah persahabatan dengan harta, tetapi tidak perlu mengandalkannya. Karena pada akhirnya ia hanya menjadi sarana untuk menghantar seseorang menuju Surga.
Mungkin sekali kalimat ini dapat saya rumuskan secara lain: Jalinlah persahabatan dengan harta, tetapi tidak perlu mengandalkannya. Karena pada akhirnya ia hanya menjadi sarana untuk menghantar seseorang menuju Surga.
Memang agak naif merumuskan pandangan yang terlalu sederhana ini. Akan tetapi maksud Tuhan Yesus sangatlah jelas; bahwa kita tidak dapat mengandalkan mamon untuk membahagiakan hidup kita selama-lamanya. Mamon atau uang atau harta kelihatannya mampu memberikan kebahagiaan, namun hanya sesaat. Amatlah disayangkan bila seseorang rela menjadikan harta sebagai Tuan atas dirinya. Sibuk mengurus harta dunia lupa mengurus harta Surgawi.
Dengan tegas pula Tuhan menyatakan bahwa kita tidak bisa menyembah kepada Tuhan sekaligus Mamon. Kita harus dan hanya menyembah kepada Tuhan. Harta dunia seharusnya hanya menjadi sarana untuk menghantar kita ke dalam Surga. Harta harus menjadi pelayan kita dan bukannya tuan atas kita. Kita hanya bisa menjadi pelayan Allah yang adalah Tuan atas kehidupan kita. Mari mengabdi hanya kepada Allah, supaya kita dapat hidup bahagia selama-lamanya.
Setelah membaca renungan ini saya yakin bahwa anda akan memilih lebih mencintai Tuhan dari pada hartamu. Maka pada hari ini, gunakanlah hartamu: uang, pikiran, kharisma, bakat, talenta, waktu dan tenagamu itu untuk melakukan kebaikan dan kasih atas nama Allah.
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton Ebo Resi, SVD
P. Anton Ebo Resi, SVD