Membangun Kemah Tuhan
Jumat, 28 November 2014
Membangun Kemah Tuhan (Lukas 21:29-33)
Sekarang ini kita mulai memasuki musim hujan. Ketika langit dipenuhi dengan awan hitam, cuaca menjadi mendung dan gelap, kita akan spontan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi hujan lebat. Lalu kita mempersiapkan segala hal yang perlu untuk menghadapinya: payung, mantol hujan, mengangkat pakaian dari jemuran dan lain-lain. Meskipun sering terjadi bahwa mendung itu tak berarti hujan.
Kenyataan di atas menandakan bahwa manusia memiliki kepandaian untuk membaca gejala-gejala alam. Namun injil hari ini mengajak kita untuk mengenal gejala-gejala batiniah masing-masing. Hal ini berkaitan dengan datangNya Kerajaan Allah. Di mana Kerajaan Allah sudah ada di tengah umat manusia. Tinggal bagaimana manusia membangun kemah Allah itu mulai dari dalam diri, hati, dan hidupnya.
Yohanes dalam Kitab Wahyu telah menunjukkan bahwa Yerusalem baru akan segera datang menggantikan yang lama. Dia melukiskan betapa Yerusalem baru itu adalah Surga yang indah. Namun kita tidak diundang untuk terpana dengan penglihatannya itu. Sebab yang paling penting adalah bagaimana kita membuat kemah Allah di dalam diri kita menjadi lebih indah, di mana sejak baptisan setiap orang telah menjadi Kenisah Roh Kudus atau Bait Suci Allah. Karena itu berjuanglah untuk menyucikan diri kita setiap hari dengan pikiran, perkataan dan perbuatan yang positif.
Pandanglah sesamamu secara positif seperti Yesus memandang, kendatipun itu adalah orang jahat sekalipun. Dan Yesus mengajarkan untuk bisa merubah orang lain kita harus lebih dahulu berubah; pergi dan menyapa dengan cinta. Lihatlah Zakeus pemungut cukai, wanita yang kedapatan berzinah, atau penjahat yang disalibkan bersamaNya, semuanya merubah diri berkat kasihNya.
Mari kita berjuang untuk merubah diri dan membuat kemah suci Allah dalam diri menjadi indah dari hari ke hari, sebagaimana ungkapan Tuhan: carilah dahulu Kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton Ebo Resi, SVD
Sekarang ini kita mulai memasuki musim hujan. Ketika langit dipenuhi dengan awan hitam, cuaca menjadi mendung dan gelap, kita akan spontan mengatakan bahwa sebentar lagi akan terjadi hujan lebat. Lalu kita mempersiapkan segala hal yang perlu untuk menghadapinya: payung, mantol hujan, mengangkat pakaian dari jemuran dan lain-lain. Meskipun sering terjadi bahwa mendung itu tak berarti hujan.
Kenyataan di atas menandakan bahwa manusia memiliki kepandaian untuk membaca gejala-gejala alam. Namun injil hari ini mengajak kita untuk mengenal gejala-gejala batiniah masing-masing. Hal ini berkaitan dengan datangNya Kerajaan Allah. Di mana Kerajaan Allah sudah ada di tengah umat manusia. Tinggal bagaimana manusia membangun kemah Allah itu mulai dari dalam diri, hati, dan hidupnya.
Yohanes dalam Kitab Wahyu telah menunjukkan bahwa Yerusalem baru akan segera datang menggantikan yang lama. Dia melukiskan betapa Yerusalem baru itu adalah Surga yang indah. Namun kita tidak diundang untuk terpana dengan penglihatannya itu. Sebab yang paling penting adalah bagaimana kita membuat kemah Allah di dalam diri kita menjadi lebih indah, di mana sejak baptisan setiap orang telah menjadi Kenisah Roh Kudus atau Bait Suci Allah. Karena itu berjuanglah untuk menyucikan diri kita setiap hari dengan pikiran, perkataan dan perbuatan yang positif.
Pandanglah sesamamu secara positif seperti Yesus memandang, kendatipun itu adalah orang jahat sekalipun. Dan Yesus mengajarkan untuk bisa merubah orang lain kita harus lebih dahulu berubah; pergi dan menyapa dengan cinta. Lihatlah Zakeus pemungut cukai, wanita yang kedapatan berzinah, atau penjahat yang disalibkan bersamaNya, semuanya merubah diri berkat kasihNya.
Mari kita berjuang untuk merubah diri dan membuat kemah suci Allah dalam diri menjadi indah dari hari ke hari, sebagaimana ungkapan Tuhan: carilah dahulu Kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton Ebo Resi, SVD