MELIHAT KE ATAS
Selasa, 18 November 2014
MELIHAT KE ATAS (LUK 19:1-10)
Reaksi apa yang anda tunjukkan kepada teman yang berdosa berat? Reaksi kita pasti berbeda-beda. Salah satu di antaranya adalah memandang rendah. Si pendosa dinilai tidak layak karena dosa yang dilakukannya. Sikap Yesus terhadap Zakheus, si pemungut cukai amat berbeda. Ketika semua orang memandangnya rendah, Yesus justru bersikap sebaliknya. Ia melihat ke atas (Luk 19:5) dan menyapa Zakheus.
Melihat ke atas artinya menaruh hormat dan penghargaan terhadap Zakheus. Meski berdosa, Zakheus tetaplah manusia berharga yang patut diakui keberadaannya. Penghargaan Yesus inilah yang menjadi awal pertobatan Zakheus.
Teman-teman yang berdosa seringkali menjauhkan diri bukan karena mereka tidak mau bertobat tetapi karena kita terus mencatat dosa-dosa mereka. Mereka akhirnya tidak berani bergabung dengan kita dan terpaksa harus memanjat pohon seperti Zakheus dan melihat dari jauh. Penghakiman kita kadang lebih lama dari penerimaan.
Cerita tentang dosa kadang lebih bertahan lama daripada pertobatan. Kita perlu memiliki mata yang mau melihat ke atas. Pertobatan itu dimulai ketika kita menaruh hormat kepada saudara/i yang berdosa dan mampu melihat hal-hal mulia di tengah kelamnya masa lalu mereka.
Salam Kasih Dalam Sang Sabda.
P. Yonas, SVD.
(QC, 18/11/14)
Reaksi apa yang anda tunjukkan kepada teman yang berdosa berat? Reaksi kita pasti berbeda-beda. Salah satu di antaranya adalah memandang rendah. Si pendosa dinilai tidak layak karena dosa yang dilakukannya. Sikap Yesus terhadap Zakheus, si pemungut cukai amat berbeda. Ketika semua orang memandangnya rendah, Yesus justru bersikap sebaliknya. Ia melihat ke atas (Luk 19:5) dan menyapa Zakheus.
Melihat ke atas artinya menaruh hormat dan penghargaan terhadap Zakheus. Meski berdosa, Zakheus tetaplah manusia berharga yang patut diakui keberadaannya. Penghargaan Yesus inilah yang menjadi awal pertobatan Zakheus.
Teman-teman yang berdosa seringkali menjauhkan diri bukan karena mereka tidak mau bertobat tetapi karena kita terus mencatat dosa-dosa mereka. Mereka akhirnya tidak berani bergabung dengan kita dan terpaksa harus memanjat pohon seperti Zakheus dan melihat dari jauh. Penghakiman kita kadang lebih lama dari penerimaan.
Cerita tentang dosa kadang lebih bertahan lama daripada pertobatan. Kita perlu memiliki mata yang mau melihat ke atas. Pertobatan itu dimulai ketika kita menaruh hormat kepada saudara/i yang berdosa dan mampu melihat hal-hal mulia di tengah kelamnya masa lalu mereka.
Salam Kasih Dalam Sang Sabda.
P. Yonas, SVD.
(QC, 18/11/14)