Menjadi Tanda Kehadiran Allah
Senin, 13 Oktober 2014
Menjadi Tanda Kehadiran Allah (Luk 11:29-32)
Yesus telah menjadi Tanda Kehadiran Allah yang nyata. Akan tetapi banyak orang menuntut tanda lain yang membuktikan bahwa Dialah Sang Mesias. Sehingga sulit sekali bagi mereka untuk sadar dan bertobat. Dan akibatnya tiada satu tanda pun yang akan diberikan Yesus kepada mereka.
Sebenarnya setiap tanda dan mukjizat yang dinyatakan Allah akan percuma bila orang tidak mampu percaya dan tunduk padaNya. Akan jauh lebih baik bila kita mengubah hidup untuk percaya dan tunduk kepada Allah daripada terus menerus menuntut tanda-tanda tanpa mau berubah dan mempercayainya.
Lalu apa pesan Tuhan untuk kita pada hari ini? Mungkin satu hal yang perlu ditelisik adalah sikap individualisme dan egoisme manusia dewasa ini. Kedua sikap ini cenderung menggerogoti kita dan membuat kita sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hidup. Bahkan acapkali kita merasa bangga dengan perbuatan-perbuatan buruk kita. Kita tidak merasa bersalah lagi melakukan dosa, hanya karena banyak orang melakukan hal yang sama. Dosa bukan lagi soal pribadi, tetapi telah menjadi dosa sosial dan struktural.
Nah bagaimana dengan kita? Apakah kita masih mampu menjadi tanda kehadiran Allah yang melawan dan memutuskan mata rantai dosa tersebut? Lalu sikap konkrit apa yang dapat anda tunjukan pada hari ini, di dalam aktivitasmu, bahwa Kristus hadir di dalam dirimu untuk menyapa dan menggembirakan sesama?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD
Yesus telah menjadi Tanda Kehadiran Allah yang nyata. Akan tetapi banyak orang menuntut tanda lain yang membuktikan bahwa Dialah Sang Mesias. Sehingga sulit sekali bagi mereka untuk sadar dan bertobat. Dan akibatnya tiada satu tanda pun yang akan diberikan Yesus kepada mereka.
Sebenarnya setiap tanda dan mukjizat yang dinyatakan Allah akan percuma bila orang tidak mampu percaya dan tunduk padaNya. Akan jauh lebih baik bila kita mengubah hidup untuk percaya dan tunduk kepada Allah daripada terus menerus menuntut tanda-tanda tanpa mau berubah dan mempercayainya.
Lalu apa pesan Tuhan untuk kita pada hari ini? Mungkin satu hal yang perlu ditelisik adalah sikap individualisme dan egoisme manusia dewasa ini. Kedua sikap ini cenderung menggerogoti kita dan membuat kita sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk dalam hidup. Bahkan acapkali kita merasa bangga dengan perbuatan-perbuatan buruk kita. Kita tidak merasa bersalah lagi melakukan dosa, hanya karena banyak orang melakukan hal yang sama. Dosa bukan lagi soal pribadi, tetapi telah menjadi dosa sosial dan struktural.
Nah bagaimana dengan kita? Apakah kita masih mampu menjadi tanda kehadiran Allah yang melawan dan memutuskan mata rantai dosa tersebut? Lalu sikap konkrit apa yang dapat anda tunjukan pada hari ini, di dalam aktivitasmu, bahwa Kristus hadir di dalam dirimu untuk menyapa dan menggembirakan sesama?
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD