Beriman Berarti Berpusat Pada Kristus
Jumat, 17 Oktober 2014
Beriman Berarti Berpusat Pada Kristus (Lukas 12:1-7)
Beriman berarti berpusat pada Kristus. Artinya setiap orang beriman mesti mencari dan menemukan kebenaran di dalam Kristus serta mewartakannya. Waktu dahulu, banyak orang berebutan mencari Yesus dan berkumpul untuk mendengarkan wejanganNya. Mereka terkesima terhadap pribadi, tingkah laku, sikap dan tutur kata Yesus. Yesus menjadi sumber iman, harap, kasih, teladan kebenaran, kejujuran, keadilan, kesetiaan dan semangat rela berkorban.
St.Ignatius dari Anthiokia pernah berkata:"Dari pihakku, mati dalam Yesus Kristus lebih baik daripada menjadi raja yang menguasai daerah yang paling luas di dunia."
Bagaimana dengan kita? Seharusnya kita pun memiliki semangat berpusat pada Kristus. Semua tindakan yang kita lakukan harus bersumber dari teldan-teladan Kristus di atas. Apalagi dunia sekarang menawarkan gaya hidup modern yang semakin sekular di mana nilai-nilai agama tidak lagi dipakai dalam hidup harian. Orang cenderung beriman dengan memakai penilaiannya sendiri. Iman menjadi sekadar urusan privat, etika sosial merosot, dosa sosial saya melakukan hanya karena yang lain telah dahulu melakukannya) kian tak dirasa dan relativisme moral makin menyeruak di mana-mana.
Tugas kita sebagai orang beriman adalah: hilangkan sikap individualisme, tanamkan keprihatinan terhadap nilai moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Kristus. Jadi kalahkanlah kecenderungan berpikir sekular dan relatif, lalu utamakan tanggungjawab sosialmu sebagai mahluk sosial. Alangkah baiknya kita meninggal dalam keadaan berbuat baik demi Kristus, daripada meninggal tanpa pernah berbuat sesuatu untuk Dia. Ayo, rebutan ikutan lomba! Hari ini pikirkanlah: apa pemberian terbaik yang bisa kamu berikan kepada Yesus Tuhan. Dan lakukanlah itu!
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD
Beriman berarti berpusat pada Kristus. Artinya setiap orang beriman mesti mencari dan menemukan kebenaran di dalam Kristus serta mewartakannya. Waktu dahulu, banyak orang berebutan mencari Yesus dan berkumpul untuk mendengarkan wejanganNya. Mereka terkesima terhadap pribadi, tingkah laku, sikap dan tutur kata Yesus. Yesus menjadi sumber iman, harap, kasih, teladan kebenaran, kejujuran, keadilan, kesetiaan dan semangat rela berkorban.
St.Ignatius dari Anthiokia pernah berkata:"Dari pihakku, mati dalam Yesus Kristus lebih baik daripada menjadi raja yang menguasai daerah yang paling luas di dunia."
Bagaimana dengan kita? Seharusnya kita pun memiliki semangat berpusat pada Kristus. Semua tindakan yang kita lakukan harus bersumber dari teldan-teladan Kristus di atas. Apalagi dunia sekarang menawarkan gaya hidup modern yang semakin sekular di mana nilai-nilai agama tidak lagi dipakai dalam hidup harian. Orang cenderung beriman dengan memakai penilaiannya sendiri. Iman menjadi sekadar urusan privat, etika sosial merosot, dosa sosial saya melakukan hanya karena yang lain telah dahulu melakukannya) kian tak dirasa dan relativisme moral makin menyeruak di mana-mana.
Tugas kita sebagai orang beriman adalah: hilangkan sikap individualisme, tanamkan keprihatinan terhadap nilai moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Kristus. Jadi kalahkanlah kecenderungan berpikir sekular dan relatif, lalu utamakan tanggungjawab sosialmu sebagai mahluk sosial. Alangkah baiknya kita meninggal dalam keadaan berbuat baik demi Kristus, daripada meninggal tanpa pernah berbuat sesuatu untuk Dia. Ayo, rebutan ikutan lomba! Hari ini pikirkanlah: apa pemberian terbaik yang bisa kamu berikan kepada Yesus Tuhan. Dan lakukanlah itu!
Salam Dalam Sang Sabda.
P. Anton, SVD