Keluarga Menjadi Tempat Untuk Belajar
Rabu, 23 Juli 2014
Jumat, 18
Juli 2014 menjadi hari yang berbahagia bagi keluarga Bapak Anang dan Ibu
Bernadeta. Karena pada hari itu diadakan 3 acara sekaligus di rumah kediaman
mereka di Cluster Ifolia 2 Harapan Indah. Acara misa pemberkatan rumah yang
dimulai pada pukul 20.00 WIB dihadiri lebih dari 40 orang umat Lingkungan
Felisitas 3. Misa dipimpin oleh Romo Fransiskus Asisi Heru Kurniawan, SVD
sekaligus untuk memperingat ulang tahun ke-43 Ibu Bernadeta dan ulang
tahun pernikahan ke-15 Bapak Anang dan Ibu Bernadeta.
Bangunlah keluarga
menjadi tempat untuk belajar, belajar apapun : belajar memahai, belajar untuk berdoa, belajar untuk
mencintai, belajar untuk bangkit ketika tidak dimengerti orang lain, belajar
untuk bersosialisasi dengan tetangga, belajar untuk memberikan iman kita di
dalam lingkungan. Begitu membahagiakan
apabila seseorang melihat rumah dan keluarga adalah sebagai tempat yang
dirindukan dan tempat merindukan. Buatlah rumah menjadi tempat sekolah sekaligus
tempat yang dirindukan dan merindukan.
Proficiat buat keluarga Bapak Anang dan Ibu Bernadeta, semoga apa yang menjadi harapan-harapan keluarga diberkati oleh Allah.
Dalam homili
singkatnya, Romo Heru menyampaikan bahwa setiap keluarga yang tidak bisa hidup
sehati muncul dalam tindakan sehari-hari. Entah itu di perkerjaan, relasi dengan
orang lain, tentu lebih kasar dan tidak mempunyai hati sebagaimana yang telah
diberikan di dalam keluarganya. Pemberkatan rumah merupakan pemberkatan
keluarga, maka keluarga Katolik diharapkan dapat menjadikan keluarga sebagai sekolah
atau tempat untuk belajar yang pertama dan utama. Kita lebih
mudah mengisi rumah dengan berbagai macam perabotan, tapi jika tidak diisi
dengan hati maka kita tidak akan pernah merasa bahagia. Dalam membangun rumah
tangga mungkin ada percekcokan, tapi sesungguhnya keluarga adalah tempat untuk belajar.
Ingatlah
janji perkawinan, karena kalau tidak ingat maka tidak akan bisa melaksanakannya.
Karena waktu mengucapkan janji perkawinan adalah pilihan sendiri dan keiinginan
diri sendiri bukan atas paksaan siapapun. Tidak akan pernah dari semak duri
kita memetik buah ara dan buah anggur, maka bukan hanya dari rumah yang bagus
kita memetik anak-anak dan kebahagiaan tapi dari kita sendiri. Sarana itu penting,
tetapi isinya lebih penting.
Proficiat buat keluarga Bapak Anang dan Ibu Bernadeta, semoga apa yang menjadi harapan-harapan keluarga diberkati oleh Allah.
Neli
Apriyanti