Rekoleksi Akbar WKRI Cabang St. Albertus
Jumat, 21 Februari 2014
Hidup manusia perlu adanya penyegaran dalam dirinya. Sehingga ada keseimbangan antara jasmani dan rohani, dalam emosi dan perilakunya demi membangun hubungan sosial yang baik dengan keluarganya maupun dengan sesama di sekitarnya.
Memasuki tahun 2014 sebagai ungkapan rasa syukur dalam pelayanannya Wanita Katolik RI cab. St. Albertus Agung bertempat di Plaza THB pada hari Minggu, 16 Februari 2014 mengadakan Rekoleksi Akbar. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dibuka dengan Misa Syukur dan dilanjutkan Rekoleksi Akbar bersama Romo Laurentius Prasetyo, CDD. Peserta Rekoleksi sebanyak 130 orang yang terdiri dari anggota WKRI Cab. St. Albertus Agung, ibu-ibu Katolik umat stasi Harapan Indah, Ibu Reni dan Ibu Ririen mewakili WKRI DPD JKT. Hadir pula beberapa Suster KYM dan Suster-suster CIY dari wilayah Alfonsus serta Pak Albertus Simamora dan Ibu Bingah selaku wakil dari Dewan Stasi Harian Stasi Harapan Indah.
Ibu Vera Samosir ketua WKRI Cab. St. Albertus terlihat bersukacita menyambut semua peserta rekoleksi yang hadir dengan mengunakan seragam biru bagi anggota WKRI dan batik bebas bagi peserta ibu-ibu umat stasi. Dalam kata sambutan singkatnya beliau mengatakan rekoleksi akbar ini merupakan perwujudnyataan di awal tahun 2014 ini. Seperti yang telah dicanangkan oleh Keuskupan Agung Jakarta, tahun 2014 sebagai Tahun Pelayanan Kasih.
Semoga dengan diselenggarakannya rekoleksi ini semua peserta semakin memahami dan mencintai Kitab Suci serta semakin berakar,bertumbuh dan berkembang dalam melayani gereja, bangsa dan keluarga. Karena melayani merupakan jati diri dari murid kristus. Melayani adalah wujud dari kasih.
Sebelum acara Rekoleksi dimulai Ibu Margaretha Yohana Ong C.Ht Kabid Organisasi WKRI Cab. St. Albertus yang juga seorang Hypnotherapist dan Mind Therapist mengajak peserta untuk mengikuti Harmoni State supaya harmonisasi antara tubuh dan pikiran, agar tubuh dan bathin seimbang serta dapat menyamakan level. Menurut Ibu Yohana dalam keadaan Harmoni State peredaran darah lancar, kadang orang sakit bisa tiba-tiba sembuh. Terlihat semua peserta juga Romo mengikutinya dengan serius.
Dengan mengambil tema “BERAKAR dan BERKEMBANG untuk MELAYANI GEREJA, BANGSA dan KELUARGA", Misa Syukur dan Rekoleksi Akbar yang dibawakan oleh Romo Laurentius Prasetyo, CDD berlangsung dengan hikmat, santai dan ceria. Dalam homili singkatnya beliau menekankan bahwa sebagai wanita Katolik kita dipanggil sebagai perempuan untuk membawa terang dan damai bagi negeri ini. Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Dengan gaya khas jenakanya Romo Laurentius memberikan materi renungan yang bersumber dari Kitab Suci, namun sayangnya banyak peserta lupa membawanya. Kitab suci merupakan pedoman hidup dan semua ayat-ayatnya berupa peneguhan, nasihat, himbauan, ajakan, insprasi semua termuat didalamnya sebagai sumber kekuatan dalam memperkokoh iman kita akan Tuhan. Bila iman kita kuat maka kita tidak mudah tumbang. Karena kita percaya dan bersandar pada Tuhan ( Rom 10:10).
Sebesar apa doa kita terkabul dan kita inginkan, tapi jangan pernah memaksa Tuhan (Yak 4:3). Doa bukannya meminta tapi doa hendaknya : BERSYUKUR (Efes 5:20) doa dalam buah karya roh kudus dalam diri kita dan dalam hidup kita. Dialah yang berkata-kata apabila kita tak mampu berkata-kata. Ia membimbing kita kepada persatuan dengan seluruh gereja dan membantu kita untuk memperdalam pengalaman kita akan Allah. Ibarat pohon memiliki akar, batang, daun, ranting, bunga dan buah, maka imanpun perlu perawatan. Tuhan menciptakan manusia sangat sempurna, sungguh berarti dan sangat bermakna (Maz 90:70).
Dalam renungannya Romo mengupas berbagai macam persoalan yang dialami dalam hidup berkeluarga. Anak rukun adalah kebahagiaan orang tua. Anak hancur dan berantakan hidupnya, maka orang tua menjadi gagal dalam tanggung jawab mendidiknya. Bagaimana agar keluarga itu bertumbuh dan berakar dalam Yesus? Jawabanya adalah: kasih sayang, pengampunan dan rendah hati, serta perubahan dalam diri setiap orang untuk menjadi garam dan terang dunia. Sehingga apabila kita melayani bangsa dan gereja untuk berkembang maka intinya adalah: IMAN, KERENDAHAN HATI DAN KEBERANIAN.
Acara dipandu oleh Ibu Rita dan berakhir pukul 15.00 WIB, semua peserta terlihat bersukacita dan mereka berharap semoga acara serupa dapat diselenggarakan kembali dilain kesempatan mengingat sangat bermanfaat bagi kaum wanita Katolik dimanapun berada, agar dapat melayani dengan baik dan tulus untuk gereja, keluarga dan bangsa.
Lusia Lajar
Ranting St. Petrus & Tim Humas WKRI Cab. St. Albertus
Memasuki tahun 2014 sebagai ungkapan rasa syukur dalam pelayanannya Wanita Katolik RI cab. St. Albertus Agung bertempat di Plaza THB pada hari Minggu, 16 Februari 2014 mengadakan Rekoleksi Akbar. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dibuka dengan Misa Syukur dan dilanjutkan Rekoleksi Akbar bersama Romo Laurentius Prasetyo, CDD. Peserta Rekoleksi sebanyak 130 orang yang terdiri dari anggota WKRI Cab. St. Albertus Agung, ibu-ibu Katolik umat stasi Harapan Indah, Ibu Reni dan Ibu Ririen mewakili WKRI DPD JKT. Hadir pula beberapa Suster KYM dan Suster-suster CIY dari wilayah Alfonsus serta Pak Albertus Simamora dan Ibu Bingah selaku wakil dari Dewan Stasi Harian Stasi Harapan Indah.
Ibu Vera Samosir ketua WKRI Cab. St. Albertus terlihat bersukacita menyambut semua peserta rekoleksi yang hadir dengan mengunakan seragam biru bagi anggota WKRI dan batik bebas bagi peserta ibu-ibu umat stasi. Dalam kata sambutan singkatnya beliau mengatakan rekoleksi akbar ini merupakan perwujudnyataan di awal tahun 2014 ini. Seperti yang telah dicanangkan oleh Keuskupan Agung Jakarta, tahun 2014 sebagai Tahun Pelayanan Kasih.
Semoga dengan diselenggarakannya rekoleksi ini semua peserta semakin memahami dan mencintai Kitab Suci serta semakin berakar,bertumbuh dan berkembang dalam melayani gereja, bangsa dan keluarga. Karena melayani merupakan jati diri dari murid kristus. Melayani adalah wujud dari kasih.
Sebelum acara Rekoleksi dimulai Ibu Margaretha Yohana Ong C.Ht Kabid Organisasi WKRI Cab. St. Albertus yang juga seorang Hypnotherapist dan Mind Therapist mengajak peserta untuk mengikuti Harmoni State supaya harmonisasi antara tubuh dan pikiran, agar tubuh dan bathin seimbang serta dapat menyamakan level. Menurut Ibu Yohana dalam keadaan Harmoni State peredaran darah lancar, kadang orang sakit bisa tiba-tiba sembuh. Terlihat semua peserta juga Romo mengikutinya dengan serius.
Dengan mengambil tema “BERAKAR dan BERKEMBANG untuk MELAYANI GEREJA, BANGSA dan KELUARGA", Misa Syukur dan Rekoleksi Akbar yang dibawakan oleh Romo Laurentius Prasetyo, CDD berlangsung dengan hikmat, santai dan ceria. Dalam homili singkatnya beliau menekankan bahwa sebagai wanita Katolik kita dipanggil sebagai perempuan untuk membawa terang dan damai bagi negeri ini. Anak manusia datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani.
Dengan gaya khas jenakanya Romo Laurentius memberikan materi renungan yang bersumber dari Kitab Suci, namun sayangnya banyak peserta lupa membawanya. Kitab suci merupakan pedoman hidup dan semua ayat-ayatnya berupa peneguhan, nasihat, himbauan, ajakan, insprasi semua termuat didalamnya sebagai sumber kekuatan dalam memperkokoh iman kita akan Tuhan. Bila iman kita kuat maka kita tidak mudah tumbang. Karena kita percaya dan bersandar pada Tuhan ( Rom 10:10).
Sebesar apa doa kita terkabul dan kita inginkan, tapi jangan pernah memaksa Tuhan (Yak 4:3). Doa bukannya meminta tapi doa hendaknya : BERSYUKUR (Efes 5:20) doa dalam buah karya roh kudus dalam diri kita dan dalam hidup kita. Dialah yang berkata-kata apabila kita tak mampu berkata-kata. Ia membimbing kita kepada persatuan dengan seluruh gereja dan membantu kita untuk memperdalam pengalaman kita akan Allah. Ibarat pohon memiliki akar, batang, daun, ranting, bunga dan buah, maka imanpun perlu perawatan. Tuhan menciptakan manusia sangat sempurna, sungguh berarti dan sangat bermakna (Maz 90:70).
Dalam renungannya Romo mengupas berbagai macam persoalan yang dialami dalam hidup berkeluarga. Anak rukun adalah kebahagiaan orang tua. Anak hancur dan berantakan hidupnya, maka orang tua menjadi gagal dalam tanggung jawab mendidiknya. Bagaimana agar keluarga itu bertumbuh dan berakar dalam Yesus? Jawabanya adalah: kasih sayang, pengampunan dan rendah hati, serta perubahan dalam diri setiap orang untuk menjadi garam dan terang dunia. Sehingga apabila kita melayani bangsa dan gereja untuk berkembang maka intinya adalah: IMAN, KERENDAHAN HATI DAN KEBERANIAN.
Acara dipandu oleh Ibu Rita dan berakhir pukul 15.00 WIB, semua peserta terlihat bersukacita dan mereka berharap semoga acara serupa dapat diselenggarakan kembali dilain kesempatan mengingat sangat bermanfaat bagi kaum wanita Katolik dimanapun berada, agar dapat melayani dengan baik dan tulus untuk gereja, keluarga dan bangsa.
Lusia Lajar
Ranting St. Petrus & Tim Humas WKRI Cab. St. Albertus