Misa Arwah 40 Hari Alm. Ibu Veronica Yani
Minggu, 29 Desember 2013
Senin malam 23 Desember 2013 bertempat di Taman Harapan Baru blok S5/2, tepatnya
di lingkungan St. Petrus 2, diadakan ibadat pemberkatan rumah dan misa arwah 40 hari
berpulangnya Ibu Veronica Yani.
Misa dipimpin oleh Romo Yonas Manue Hunu, SVD dan dihadiri sekitar 70 umat yang terdiri
dari warga St. Petrus, kelompok kategorial Legio Maria, Suster KYM, dan beberapa umat dari
lingkungan sekitar Harapan Indah.
Dalam homilinya Romo Yonas mengatakan bahwa satu hal yang pasti di dunia ini adalah
kematian. Apa yang diberikan oleh Allah, entah itu orang, harta kekayaan, kemampuan dan
segala-galanya adalah milik Allah. Kita hanya pengelola yang dipercaya untuk mengelolanya
dengan baik. Dan apa yang sekarang kita miliki bukan hanya dipertanggungjawabkan kepada
manusia, tetapi juga kepada Allah.
Maka selagi masih hidup gunakan segala yang ada di bumi
secara bertanggungjawab. Sebab pada saatnya nanti dengan terbaring kaku di peti jenazah, kita
dapat berkata seperti Ayub, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang
juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah
nama Tuhan!"
Fransiska Sandra
di lingkungan St. Petrus 2, diadakan ibadat pemberkatan rumah dan misa arwah 40 hari
berpulangnya Ibu Veronica Yani.
Misa dipimpin oleh Romo Yonas Manue Hunu, SVD dan dihadiri sekitar 70 umat yang terdiri
dari warga St. Petrus, kelompok kategorial Legio Maria, Suster KYM, dan beberapa umat dari
lingkungan sekitar Harapan Indah.
Dalam homilinya Romo Yonas mengatakan bahwa satu hal yang pasti di dunia ini adalah
kematian. Apa yang diberikan oleh Allah, entah itu orang, harta kekayaan, kemampuan dan
segala-galanya adalah milik Allah. Kita hanya pengelola yang dipercaya untuk mengelolanya
dengan baik. Dan apa yang sekarang kita miliki bukan hanya dipertanggungjawabkan kepada
manusia, tetapi juga kepada Allah.
Maka selagi masih hidup gunakan segala yang ada di bumi
secara bertanggungjawab. Sebab pada saatnya nanti dengan terbaring kaku di peti jenazah, kita
dapat berkata seperti Ayub, "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang
juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah
nama Tuhan!"
Fransiska Sandra