Peran Serta Orang Tua Untuk Kemajuan Bina Iman Anak
Minggu, 14 Juli 2013
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak-anak adalah generasi penerus dan masa depan Gereja. Di tangan merekalah nanti Gereja bisa bertahan dan berkembang. Untuk itu mereka perlu dididik sedini mungkin baik dalam pendidikan di sekolah maupun di Gereja. Salah satunya dengan mengikuti Bina Iman Anak yang diadakan tiap hari Minggu jam 10.15 WIB setelah Misa ke-2 di Aula Gereja St. Albertus.
Saat ini Bina Iman Anak tidak hanya diadakan di Gereja. Ada beberapa wilayah dan lingkungan yang sudah membentuk Bina Iman Anak sendiri. Seperti di lingkungan Aloysius 4, Felisitas, Andreas 1 dan Alfonsus. Namun karena kekurangan pembina dan kendala lainnya, menyebabkan Bina Iman Anak di lingkungan Felisitas sudah tiga bulan ini vakum. Tetapi untuk Bina Iman Anak di wilayah dan lingkungan lain tetap berjalan walaupun dengan terbatasnya jumlah pembina dan anak-anak yang semakin menurun jumlahnya.
Maka untuk membahas dan mengatasi masalah dan kendala yang ada, Jumat malam lalu, 12 Juli 2013, team katekese yang diwakili oleh Ibu Lisa dan Ibu Lydia, bersama para pembina dan pengurus Bina Iman Anak yang ada di Stasi St. Albertus mengadakan rapat. Dalam rapat malam itu hadir perwakilan dari masing-masing pembina dan pengurus Bina Iman Anak. Di antaranya, Suster Zita, Suster Lidya, Suster Rafaela, Ibu Ira, Bapak Handhi, Bapak Roy, Ibu Siska, Vivi, Sandra, Nana dan Ibu Theresia dari Bina Iman Anak St. Vincensius Stasi St. Albertus. Ibu Ira juga mewakili lingkungan Aloysius 4. Sedangkan dari lingkungan Felisitas hadir Bapak Sony, Ibu Neli, Bapak Anton dan Ibu Theresia.
Dalam rapat malam itu dibahas segala kendala yang dihadapi oleh para pembina, seperti keterbatasan jumlah pembina, tempat pembinaan, alat peraga dan yang terutama adalah peran serta orang tua untuk membawa anak-anaknya mengikuti Bina Iman Anak. Karena sampai sekarang masih banyak orang tua yang lebih suka membawa anak-anak mereka ke mal atau tempat hiburan lainnya daripada mengikuti Bina Iman. Padahal anak-anak mereka ingin sekali mengikuti Bina Iman. Kebanyakan para orang tua tersebut tidak melihat tujuan dari Bina Iman itu, tetapi lebih melihat kepada suasana yang wah, sehingga banyak yang menyeberang ke Gereja tetangga. Untuk mengatasi masalah tersebut, team katekese akan mengadakan kunjungan ke tempat-tempat pembinaan yang ada di wilayah dan lingkungan. Dan juga pada tiap pertemuan lingkungan akan mensosialisasikan kepada para orang tua tentang pentingnya Bina Iman Anak itu.
Di akhir rapat malam itu disepakati untuk mengadakan pertemuan sedikitnya tiga bulan sekali untuk memantau perkembangan Bina Iman Anak yang ada di Stasi kita ini. Mari, bagi para orang tua, kita hantar anak-anak kita untuk mengikuti pembinaan iman mereka sejak dini demi masa depan Gereja kita tercinta. Tuhan memberkati.
Fransiska Sandra
Saat ini Bina Iman Anak tidak hanya diadakan di Gereja. Ada beberapa wilayah dan lingkungan yang sudah membentuk Bina Iman Anak sendiri. Seperti di lingkungan Aloysius 4, Felisitas, Andreas 1 dan Alfonsus. Namun karena kekurangan pembina dan kendala lainnya, menyebabkan Bina Iman Anak di lingkungan Felisitas sudah tiga bulan ini vakum. Tetapi untuk Bina Iman Anak di wilayah dan lingkungan lain tetap berjalan walaupun dengan terbatasnya jumlah pembina dan anak-anak yang semakin menurun jumlahnya.
Fransiska Sandra