Cuma-Cuma???...
Rabu, 12 Juni 2013
Akhir-akhir ini sering diberitakan mengenai berbagai jenis
kartu yang diberikan kepada warga (berlabel miskin) oleh pemerintah pusat atau
daerah. Kartu yang memiliki beberapa
keajaiban , karena dapat memperoleh paket sembako, paket pengobatan bahkan paket
uang tunai dengan cuma-cuma bagi yang warga berlabel miskin. Pengakuan mereka
yang di wawancara oleh beberapa media, bahwa paket cuma-cuma itu sangat
bermanfaat dan membantu. Tapi benarkah itu diberikan dengan cuma-cuma atau ada
sesuatu sehingga diberikan cuma-cuma?
"Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat".
Inilah tugas perutusan yang diterima para murid. Mereka diminta untuk
mewartakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Kerajaan Surga adalah sebuah realitas, di mana Allah sendiri
meraja dan tidak ada yang lain. Kerajaan dunia adalah kerajaan di mana dunia,
manusia khususnya, meraja dan memerintah. Kerajaan Surga adalah Kerajaan Allah.
Kerajaan Surga sudah dekat, karena memang Allah menghendaki seluruh umat
manusia menikmati kasih karuniaNya. Kerajaan Surga tidak menutup akal budi dan
kehendak bebas untuk tetap berperan dalam panggilan kodrati umatNya.
Keterpautan manusia pada kehendak Tuhan dan keinginan selalu memilih yang benar
dan mulia itulah yang menjadi kekhususan dari terwujudnya Kerajaan Surga yang
meraja. Kerajaan Surga sudah dekat, sekali lagi, karena Allah mengundang dan
mengundang umat menikmati keadilan dan sukacita. Allah menghendaki semua orang
bahagia dan selamat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kasih Tuhan yang menyelamatkan
itulah yang hendaknya dinyatakan oleh para murid. Tuhan Yesus yang selalu
memberi terbaik dan terindah dalam hidup umat-Nya hendak diwujudnyatakan oleh
para murid dengan menyembuhkan mereka yang sakit, menghidupkan mereka yang
telah mati dan mengusir kuasa kegelapan. Semuanya itu bisa dilakukan oleh para
murid, karena memang mereka telah memperolehnya. “Kamu telah memperolehnya
dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-Cuma”, tegas Yesus.
Tuhan Yesus telah memberikan semuanya itu, maka mereka pun diundang rela untu
membagikan juga kepada orang lain. Baiklah kita ingat juga perumpamaan tentang
orang yang berutang kepada raja dan mendapatkan pengampunan (Mat 18).
Karena mereka harus memusatkan pada tugas perutusan dan
bukan pada hal-hal duniawi, Dia melarang mereka membawa emas, perak, dan
makanan yang dapat menghalangi perutusan itu . Tuhan mengutus mereka, pasti
Tuhan bertanggungjawab atas hidup mereka. Tuhan Allah akan mengatur hidup
setiap orang yang mau memberikan diri kepadaNya. Kebergantungan pada kehendak
dan kemauan Tuhan yang kiranya menjadi pedoman setiap langkah hidup mereka, dan
bukannya perhitungan insani diri sendiri. Karena itu, jika masuk rumah dan
menginap di keluarga selama tugas pengutusan, mereka harus memilih keluarga
yang secara moral tak bercacat cela. Jika
mereka memberi salam kepada keluarga dan ternyata keluarga tidak layak, salam
itu dapat ditarik kembali.
Saat menerima tugas perutusan baik itu di teritorial atau di kategorial. Apakah
saya dengan sungguh-sungguh melayani dengan kuasa Tuhan Yesus, melayani dengan
rendah hati dan lemah lembut? Atau dengan kuasa sendiri, melayani dengan
kepentingan diri dan egosentris?
Anton Suriady –
Lingkungan Felicitas 3