TERPANGGIL DAN SENANG MENJADI KOSTER
Kamis, 31 Januari 2013
Sosok tinggi besar yang selalu
sigap mempersiapkan kebutuhan misa ini kerap dipanggil dengan nama “ Gaby”.
Seorang ayah dari bocah 3 tahun yang bernama Emanuael Olaraya Witak ini adalah
koster di Gereja St. Albertus Stasi Harapan Indah. Pak Gaby yang nama aslinya adalah
Gabriel Geloir ini mulai berkarya di Gereja St. Albertus sejak tanggal 22 bulan
Mei 2011. Pak Gaby terlahir sebagai anak ke 6 dari 7 bersaudara dari sebuah
keluarga yang berada di daerah Lembata, Flores. Pendidikan SD sampai SMA di
Flores dan pada tahun 1994 mencoba mengadu nasib ke Malaysia sebagai tenaga
kerja Indonesia ( TKI ). Sepuluh tahun tinggal di Malaysia, berbuah lupa pada
gereja. Ketika kembali ke Indonesia, ia bertandang kerumah saudaranya di Jakarta.
Bersama saudaranya yang lain ia menyempatkan ke gereja di Kota Wisata Cibubur.
Entah bagaimana awalnya, ia mendapat tawaran bekerja sebagai koster di gereja
itu. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia menerima pekerjaan sebagai
koster. Ia pun mendapat dukungan dari jajaran Dewan Paroki Cibinong, induk
gereja stasi Kota Wisata.
Mengapa Pak Gaby langsung
memutuskan untuk menerima tawaran bekerja sebagai koster ? Ia mengaku merasa
tersentuh ketika melihat koster di paroki Cibinong yang ternyata adalah seorang
muslim. “Kalau demikian halnya, kenapa tidak?”, pikirnya. Ia tersentak dan malu
menyandang nama babtis Gabriel, setelah melihat seorang muslim yang bersedia
menjadi koster melayani Tuhan Yesus. Akhirnya ia pun membatalkan niatnya
kembali bekerja di Malaysia, dan memilih menjadi koster gereja. Pekerjaan itu dijalaninya
dari tahun 2005 sampai akhir 2008.
Natal tahun 2008, ia meminta
ijin untuk kembali ke kampung halaman. Bukan hanya itu, ada yang lebih penting,
karena ia ingin membawa pulang gadis pujaan hatinya untuk diperkenalkan pada
keluarganya. Di bilangan Cibubur, gadis ini dikenal sebagai putrid seorang
haji. Namun cinta telah mempersatukan mereka, akhirnya ia menerima Sakramen
Baptis sekaligus Sakramen Perkawinan di Flores. Theresia Angelica Yayan Rukianah,
nama gadis itu. Kini ia selalu di panggil sebagai Ibu Gaby. Selain sebagai isteri
yang setia mendampingi suami, ia juga seorang dokter yang kini berkarya di Flores
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari perkawinan ini Gaby dikaruniai seorang
putra. Setelah dua tahun tinggal di Flores, Gaby kembali ke Jakarta. Suatu
ketika, ia diajak oleh saudaranya yang lain pergi ke Kapel Seroja, Bekasi. Ia
pun diajak ke Gereja St. Albertus. Saat itulah naluri mantan koster ini
tergerak untuk dapat melayani Tuhan kembali. Melihat gereja St. Albertus yang
belum sempurna dibangun, hatinya bicara, pastilah disini akan dibutuhkan
seorang koster. Ia pun menyampaikan maksudnya kepada Dewan Stasi. Setelah
melalui proses yang panjang, akhirnya Romo Yoseph Jaga Dawan SVD berkenan
menerimanya.
Dari situlah awal perjalanan
hidup sebagai koster gereja ditekuni kembali hingga sekarang. Meski baru dua
tahun menjadi koster, banyak hal dan pekerjaan dilakukan. Ia merasa terpanggil
dan senang dengan pekerjaan ini. Bekerja melayani Tuhan, menurutnya adalah
sebagai ungkapan syukur atas semua anugerah yang telah diterimanya, termasuk
seorang isteri dan buah hatinya. Sebagai koster gereja ia juga bergabung dalam
organisasi Persaudaraan Koster se- Keuskupan Agung Jakarta (Pantera). Dalam
organisasi ini, ia mengemban tugas sebagai Koordinator Koster se-Dekenat
Bekasi.