Romo Agustinus Sunarya Sumarta,SVD
Sabtu, 26 Januari 2013
P. Agustinus Sunarya Sumarta,
SVD lahir di Sleman (Daerah Istimewa Djogjakarta), 6 September 1973. Terlahir
sebagai anak ke 5 dari 8 bersaudara, pendidikan formalnya, dari Sekolah Dasar
hingga SMA, dijalani di “Pangudi
Luhur” – Sedayu. Pada tahun 1992, setamat SMA, beliau memutuskan untuk Menempuh
jalan hidup imamat. Sambil mengenang awal perjalan hidup panggilannya, ia
mengatakan, ”Tidak ada di benak saya niatan untuk menjadi seoarang Imam, namun karena
propaganda kakak saya (seorang imam Keuskupan Semarang)
yang mengatakan bahwa pendidikan di seminari itu sangat bagus, maka ada
keinginan saya untuk mencobanya, walaupun cita- cita saya pada waktu itu adalah
menjadi dokter. Saya mendapat pengetahuan tentang SVD dari brosur yang
diberikan oleh P. Piter Sarbini, SVD. Tekad saya semakin kuat menjadi SVD
sampai akhirnya saya mendatangi Postulat “Stella Maris” di Malang dan
menyampaikan keinginan menjadi seorang Imam.”
Romo Agustinus Sunarya Sumarta,SVD |
Dengan tekad itulah, pada
tahun 1992 ia memasuki tahun awal pendidikan imam biarawan SVD di Postulat
“Stella Maris” Malang, dilanjutkan di Novisiat “Roh Kudus” Batu hingga
mengikrarkan kaul pertama di tahun 1995. Selanjutnya, ia menjalani pendidikan
akademis di STFT “ Widya sasana” Malang sampai tahun 1999. Beliau menjalani
Tahun Orientasi Pastoral di Dolog Sanggul – Sumatra Utara, tepatnya di Paroki
“St. Fidelis” (1999-2000). Setelah mengikrarkan kaul kekal tahun 2000 dan menjalani
masa Diakonat di Gereja Katedral Malang, Ia ditahbiskan menjadi Imam Serikat
Sabda Allah pada tahun 2000. Perutusan misi di Kalimantan Tengah, awalnya di
Gereja Katedral dan beralih ke Paroki “St Freinademetz” – Katingan, sejak tahun
2004 hingga sekarang.
Di tengah-tengah karya
pelayanan misi bersama umat, beliau juga mempunyai ketertarikan di bidang
Informatika Tehnologi (IT), seperti pembuatan film-film documenter. Hal-hal
praktis juga dipelajari dan dihidupi dalam kesehariannya, sehingga ia juga
menggeluti bidang pembangunan Gereja, pengembangan soisal ekonomi umat,
pendampingan Generasi Muda (OMK) Paroki, pendamping anak-
anak Sekolah Minggu (SekaMi),
Legio Maria, pendampingan mahasiswa, dan sebagainya. Rasa bersyukur bahwa
talentanya dapat dikembangkan semaksimal mungkin dan terarah demi kebaikan umat
bersama. Karenanya ia mengatakan; ”Saya
bangga menjadi SVD karena SVD memberikan ruang kepada saya untuk mengembangkan
segenap kemampuan dan talenta yang saya miliki dalam pelayanan misi di tempat
yang sulit di mana orang belum mengenal Allah yang kita imani bersama.
Pelayanan di Katingan misalnya, banyak sekali tantangan yang akan dihadapi
ketika bermisi. Beberapa kesulitan yang utama adalah tantangan medan/alam yang
berat, ekonomi yang belum maju , kedalaman iman umat yang kurang, pendidikan
anak dan sekolah–sekolah yang kurang diperhatikan dan lain- lain.”
Ketika di tanya tentang
harapannya, beliau mengatakan; ”Harapan saya untuk misionaris masa kini harus
mempunyai mental yang kuat, motivasi yang sungguh untuk menjadi seorang
misionaris. Hendaknya kita menimba semangat dari para misionaris awal. Masalah
yang kita hadapi sekarang adalah sulitnya proses pemindahan sumber daya
manusia, sepertinya semangat siap sedia diutus kemana saja yang menjadi
kekhasan anggota SVD sudah mulai luntur. Saya mengharapkan di panti-panti
pendidikan menekankan lagi spiritualitas misionaris SVD dan menyadari akan
tugas dan tanggungjawab sebagai Misionaris. Proses kaderisasi pembinaan untuk
komisi-komisi, ekonom, secretariat, dan lain-lainnya diharapkan dapat
ditingkatkan agar kinerja Serika menjadi lebih optimal dan lebih tepat sasaran”
Akhirnya, sambil mengungkapkan harapannya, beliau berpesan; “Mari kita senantiasa berdoa untuk Serikat
kita agar semangat pendiri kita senantias ada dalam hati kita masing-masing.
Jaga selalu hatimu saat jauh dari Tuhan, saat mengalami kesulitan dan
tantangan; tunggulah, Tuhan Allahmu akan datang kembali menolong-mu karena IA
tak akan pernah menutup mata untuk mu”.
Br. Alexander Heri Irwanto SVD